Pati, Gatra.com - Dua orang wanita di Kabupaten Pati, Jawa Tengah diduga terpapar virus corona (Covid-19). Selain memiliki gejala batuk, pilek dan demam, beberapa waktu sebelumnya kedua wanita tersebut diketahui usai menjalani Ibadah umrah.
Kedua pasien suspect corona, saat ini telah mendapatkan perawatan medis di ruang isolasi khusus di RSUD RAA Soewondo Pati dan RS Fatabiq Pati. Kedua RS ini bukan rujukan untuk perawatan pasien suspect corona. Pasien terpaksa dirawat di RS non rujukan karena RS rujukan terdekat yakni RSUD dr Loekmonohadi Kudus dan RSUP Dr. Karyadi penuh.
Bupati Pati, Haryanto mengatakan, kedua warganya itu sebelumnya memang pulang dari bepergian dari luar negeri pada Selasa (10/3) lalu dan mengeluhkan batuk dan demam pada Jumat (13/3) kemarin.
"Selasa kemarin pulang dari umrah, terasa itu hari Jumat batuk-batuk, dari batuk sampai sekarang empat hari,"ujarnya saat konferensi pers di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (16/3).
Ia melanjutkan, untuk mengetahui positif maupun negatif virus corona, saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk membawa sampel kedua pasien tersebut di Jakarta.
"Kemudian, kita intensif dan standar di RSUD RAA Soewondo juga sudah bagus, ruang isolasinya bagus hanya saja peralatan untuk penanganan (sampel) itu kan kita tidak punya lengkap, harus kita kirim ke Jakarta (sampelnya) untuk mendeteksi positif tidaknya corona itu kan di sana," jelasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD RAA Soewondo Pati, Suworo Nurcahyono membenarkan, jika di rumah sakit yang dipimpinnya ada pasien suspect corona. "Minggu sore ke IGD diantar, diperiksa dan masuk kriteria, ya udah langsung kita isolasi dulu," ucapnya.
Lantaran bukan satu diantara rumah sakit yang ditunjuk, sebelumnya ia berniat merujuk pasien berjenis kelamin wanita itu ke RSUD dr Loekmonohadi Kudus, hanya saja rumah sakit tersebut penuh.
"Rencananya sih kemarin kita rujuk ke Kudus, tapi Kudus penuh katanya, karena kita bukan RS yang ditunjuk Menteri. Tapi karena penuh ya kita rawat, apalagi kita juga punya ruang isolasi sesuai standar," bebernya.
Ia menyebutkan, masih terus berkoordinasi dengan rumah sakit yang ditunjuk khususnya RSUD dr Loekmonohadi dan RS Karyadi Semarang. Berkenaan untuk membawa sampel si pasien ke laboratorium khusus di Jakarta.
"Masih diusahakan (dirujuk) karena kita bukan RS rujukan, jadi belum punya media untuk bawa sampelnya. Nanti kita minta Karyadi atau Kudus kalau bisa pasien kita rujuk ke sana, kalau ndak bisa ya petugasnya lah ke sini," ungkapnya.