Paris, Gatra.com - Pemerintah Prancis sedang mempertimbangkan penutupan total untuk Paris karena kasus-kasus coronavirus yang meningkat dua kali lipat setiap tiga hari. Jérôme Salomon, Direktur Jenderal Kesehatan negara itu, mengatakan "situasinya sangat mengkhawatirkan dan memburuk dengan sangat cepat" setelah ribuan orang mengunjungi taman dan berjalan di samping sungai Seine di ibukota kemarin. Demikian dailymail.co.uk, 16/03.

Saat ini ada 5.437 orang yang terinfeksi dan lebih dari 400 dirawat di rumah sakit, yang berjuang untuk mengatasinya. Jumlah korban tewas telah melonjak 36 dalam 24 jam terakhir menjadi 127.

Meskipun diterapkan larangan kerumunan lebih dari 100, orang-orang masih melanggar aturan baru. Taman penuh pada hari Minggu, di mana makanan masih dijual di warung-warung yang bisa dibawa pulang. "Jadi kita tidak bisa mengatur untuk memperlambat perjalanan epidemi," kata Salomon.

"Banyak orang tidak mengerti bahwa mereka perlu tinggal di rumah," keluhnya. Dia menambahkan itu akan menjadi 'bencana' jika Prancis mencapai tahap memutuskan apakah akan menyelamatkan nyawa pasien tertentu daripada yang lain.

“Ada kekhawatiran nyata bahwa kecepatan wabah dapat menjenuhkan rumah sakit dan ini adalah sesuatu yang benar-benar ingin kita hindari. Inilah mengapa kita harus melakukan segalanya untuk memperlambat wabah. Setiap orang Prancis dan wanita Prancis harus memberitahu diri mereka sendiri setiap pagi: Bagaimana saya bisa mengurangi sepertiga atau keempat jumlah orang yang saya dekati?" katanya.

"Tetap di rumah, sesederhana itu!" tegasnya. Sementara itu, Staf Presiden Emmanuel Macron mengkonfirmasi bahwa 'penguncian penuh' kemungkinan akan diberlakukan 'pada Selasa atau segera setelahnya.'

"Ini berarti orang hanya bisa meninggalkan rumah mereka untuk makanan dan pasokan medis, atau menghadiri tempat kerja mereka jika mereka tidak dapat bekerja dari rumah," katanya.

Tentara dan polisi Prancis akan memberlakukan larangan itu, yang akan diperkenalkan dengan keputusan darurat dan termasuk jam malam 6 sore, kata sumber presiden. Penguncian seperti itu akan menjadi yang pertama kalinya kota turis paling populer di dunia ini.

Kapan Gubernur Anies Baswedan mengunci Jakarta? Presiden Jokowi menegaskan untuk keputusan lockdown wewenang pemerintah pusat.