Jakarta, Gatra.com - Pasca WHO mengumumkan darurat global virus corona, penyebaran wabah mematikan itu terus mengalami peningkatan. Hingga akhir pekan ini dikabarkan sudah terdapat 25 negara yang terpapar virus corona. Ketua Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kekhawatiran terbesar saat ini adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah.
WHO juga turut meminta agar Indonesia meningkatkan mekanisme tanggap darurat dalam menghadapi penanggulangan pandemi virus corona serta melayangkan rekomendasi pencegahannya. Pengamat kebijakan publik Wibisono berpendapat Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan ditengah eskalasi wabah corona yang semakin melonjak.
Antisipasi menurutnya perlu dilakukan terutama dari sisi perekonomian. Dari sisi perdagangan, pengusaha bisa mengalami kerugian hingga 30% pada setiap sektor usaha akibat meluasnya wabah corona. “Dampak kerugian tepatnya saya belum mendata pasti, tapi sudah banyak aduan, saya kira sekitar 30 persen keuntungan terkena goncangan di setiap sektor riil,” ucap Wibisono yang juga pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN) itu.
Dirinya mengatakan salah satu yang paling terkena dampak dari wabah COVID-19 adalah sektor perdagangan dan logistik. Pasalnya banyak pengusaha yang mengandalkan barang baku yang harus diimpor dari negara lain. “Saya berharap masalah ini segera berakhir karena dampaknya ekonomi kita akan lumpuh,” ujar Wibisono dalam keterangannya, Sabtu (14/3).
Kekhawatiran itu ditambah adanya pengurangan aktivitas di jalur perdagangan luar negeri yang membuat ongkos logistik membengkak. “Karena banyak barang-barang impor masuk dan jalur logistik itu juga akan berpengaruh karena cost akan jauh lebih mahal,” ucapnya.
Pemerintah menurutnya perlu meningkatkan kewaspadaan atas memburuknya ekonomi mengingat Indonesia merupakan salah satu negara urutan ke-4 yang memiliki intensitas perdagangan tinggi dengan negara-negara yang terkena dampak virus corona.
“Jadi sebetulnya Indonesia harus tetap waspada. Mudah-mudahan ini bisa cepat kita lalui supaya bisnis kembali lagi. Karena kalau ini berlarut-larut semua industri akan kena khususnya industri pasar modal dan akan terkena dampak yang sangat besar ke sektor industri lainnya,” ujarnya.
Di berbagai kesempatan, pengamat ekonomi yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pukulan corona terhadap sektor ekonomi hampir tidak bisa diprediksi. Semua orang tidak memiliki jawaban yang eksak, berapa lama virus corona akan mewabah dan berdampak terhadap sektor ekonomi.
Cina menurutnya merupakan pusat jaringan produksi dunia (production hub). Apabila sektor ekonomi Cina terdampak, maka global supply chain akan terganggu. Namun ia memperkirakan bila virus corona hanya berlangsung selama tiga (3) bulan, maka dampak pukulan “supply chain” tidak akan terasa.