Quebec, Gatra.com - Sebuah perusahaan biofarmasi yang berkantor pusat di Kota Quebec, Medicago, Kanada mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memproduksi Virus-Like Particle (VLP) dari coronavirus hanya dalam tempo 20 hari, setelah memperoleh gen SARS-CoV-2 (virus yang menyebabkan penyakit COVID-19).
Dikutip AFP, Kamis (12/3) dalam pengumumannya, perusahaan tersebut mengaku telah memulai pengujian praklinis untuk keamanan dan kemanjuran. Jika semuanya berjalan dengan baik, perusahaan akan menguji cobakan vaksin tersebut kepada manusia di bulan Juli atau Agustus.
Medicago menyebut menggunakan platform teknologinya dalam mengembangkan antibodi terhadap SARS-CoV-2, bekerja sama dengan Pusat Penelitian Penyakit Menular Universitas Laval.
Antibodi berpotensi digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus. Program universitas ini dipimpin oleh Gary Kobinger, yang membantu mengembangkan vaksin dan pengobatan Ebola di Afrika beberapa tahun lalu.
Kobinger, yang membantu mengembangkan terapi Ebola, mengatakan adanya upaya kolaboratif antara timnya di Universitas Laval dan Medicago.
“Telah sangat sukses dalam mengembangkan antibodi unik terhadap penyakit menular seperti RSV dan HMPV, dan pengalaman itu memberi kami kepercayaan diri untuk keberhasilan identifikasi terapi. Antibodi terhadap SARS-CoV-2, " katanya.
Chief Executive Officer Medicago, Bruce Clark, mengatakan dalam penelitian COVID-19 adalah "disebabkan oleh kemampuan" dari platform nabati, digunakan untuk mengembangkan terapi berbasis protein.
Clark mengatakan penelitian berbasis tanaman ini memungkinkan perusahaan untuk memproduksi vaksin dan solusi antibodi dalam mengatasi ancaman kesehatan masyarakat global saat ini.
Clark mengatakan kepada Global News, Jumat (13/3) bahwa jika vaksin ini berhasil, akan tersedia untuk umum pada bulan November 2021.
"Garis waktu ini sangat bergantung pada siapa yang akan memberi regulator cukup kenyamanan untuk mengatakan produk ini siap untuk diuji manusia. Kedua, untuk digunakan di masyarakat yang lebih luas," katanya. "Tebakan terbaik kami saat ini adalah 18 bulan," tambahnya.
Clark menyebut, jika diberi lampu hijau, mereka dapat memproduksi sebanyak 10 juta dosis sebulan dari pabrik mereka di North Carolina. Perusahaan saat ini memiliki sumber daya untuk membuat sekitar dua juta dosis sebulan dari pabriknya di Quebec.
Medicago merupakan perusahaan teknologi berbasis tanaman, setelah sebelumnya mampu memetakan responden pertama pada pandemi flu. Pada tahun 2009, perusahaan menghasilkan kandidat vaksin tingkat penelitian terhadap H1N1 hanya dalam tempo 19 hari.
Tahun 2012 lalu, Medicago memproduksi 10 juta dosis vaksin influenza monovalen dalam waktu satu bulan untuk Badan Penelitian Proyek Pertahanan (DARPA), bagian dari Departemen Pertahanan AS.
Pada 2015, Medicago juga menunjukkan dengan cepat telah menghasilkan koktail antibodi monoklonal anti-Ebola untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA), bagian dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.
Pengamat coronavirus Johns Hopkins, menyebut ada 135.382 kasus yang dikonfirmasi dari virus corona terdiagnosis di seluruh dunia, dengan 1.701 di Amerika Serikat. Dari kasus-kasus global itu, sudah ada 4.981 orang meninggal dan 69.645 mengalami kesembuhan.
Medicago bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki sumber daya mengembangkan vaksin virus corona. Pada Kamis lalu, Eli Lilly dan AbCellera yang berbasis di Kanada juga mengumumkan kolaborasi dalam mengembangkan produk antibodi untuk pengobatan COVID-19.
AbCellera mengatakan bahwa dalam satu pekan setelah menerima sampel darah, melakukan skrining lebih dari 5 juta sel kekebalan. Mencari sel yang menghasilkan antibodi fungsional, untuk membantu pasien menetralkan virus agar pulih dari penyakit.
Diketahui produk pertama Medicago, vaksin VLP kuadrivalen rekombinan musiman untuk imunisasi aktif terhadap influenza, saat ini sedang ditinjau oleh Health Canada setelah selesainya program klinis keamanan dan kemanjuran,yang kuat dengan melibatkan lebih dari 25.000 pasien.