Home Ekonomi HKTI: Regenerasi Petani Penting Untuk Kemajuan Pertanian

HKTI: Regenerasi Petani Penting Untuk Kemajuan Pertanian

Jakarta, Gatra.com - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai, regenerasi petani sangat penting bagi kemajuan pertanian Indonesia. Sebab, saat ini saja, jumlah petani di Indonesia sudah mengalami penurunan ditambah lagi dengan stigma-stigma di masyarakat, yang mengatakan bahwa petani adalah pekerjaan kuno dan melelahkan.

Tidak hanya itu, menurut Ketua Umum HKTI, Moeldoko, petani di Indonesia juga sangat identik dengan pekerjaan kaum tua. Padahal, jika melihat negara-negara maju di dunia, tidak sedikit kaum muda yang menjadi petani, untuk memajukan pertanian negara mereka dengan memanfaatkan teknologi terkini.

"Ini perlu ditularkan kepada anak-anak milenial di Indonesia, yakni perubahan mindset bahwa pertanian bukan hanya untuk kaum tua," ujar Moeldoko, di Jakarta, Jumat (13/3).

Sementara itu, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam jangka waktu dua tahun, yakni dari 2016 hingga 2018, jumlah petani mengalami penurunan sebesar 4 juta orang. Selain itu, sekitar 90 persen dari jumlah petani yang masih aktif, telah memasuki fase kurang produktif.

Baca juga: Moeldoko Terpilih, HKTI Jambi Berharap Petani Hidup Layak

Merespon hal tersebut, Ketua Umum Pemuda Tani HKTI, Rina Sa'adah mengatakan, penurunan jumlah petani di Indonesia terjadi karena tidak adanya regenerasi.

"Salah satu penyebabnya adalah masih lambannya proses regenerasi petani," tukas dia.

Rina merinci, dari 33,4 juta petani di Indonesia, petani dengan usia produktif hanya berjumlah 2,7 juta orang saja. Sedangkan 30,4 juta lainnya merupakan petani dengan usia kurang produktif.

Padahal, dengan adanya regenerasi, pertanian dalam negeri dapat menjadi lebih maju dan modern. Tidak hanya itu, proses pertanian yang dikerjakan oleh para petani muda pun dapat menjadi lebih produktif dan efisien, karena dikerjakan menggunakan teknologi pertanian teranyar.

"Nah, kunci dari petani dan pertanian berteknologi adalah adanya regenerasi petani. Lalu, untuk menarik anak-anak muda ke pertanian, kita harus menjadikan sektor pertanian itu menjanjikan dan menguntungkan dengan pembukaan akses pasar, inovasi, dan tekhnologi," jelas dia.

212