Home Kesehatan Corona di Jateng, 46 Pengawasan, 2 Positif, 1 Meninggal

Corona di Jateng, 46 Pengawasan, 2 Positif, 1 Meninggal

Semarang, Gatra.com - Jumlah pasien dalam pengawasan Virus Corona atau Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) hingga Maret 2019 tercatat sebanyak 46 orang.

Dua pasien diketahui positif Covid-19 menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi, Surakarta. Sedangkan satu orang meninggal dunia.

Hal ini dikatakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam jumpa pers di rumah dinas Puri Gedeh, Kota Semarang, Jumat (13/3).

Ganjar didampingi Kepala Dinas Kesehatan Jateng dr. Yulianto Prabowo dan Direktur RSUD dr. Moewardi Surakarta Cahyono Hadi.

Menurut Ganjar, dari sebanyak 46 pasien dalam pengawasan tersebut dari hasil pemeriksaan laborarorium sebanyak 37 hasilnya negatif.

“Pasien Covid-19 yang meninggal dunia telah dimakamkan di Magetan Jawa Timur,” katanya.

Lebih lanjut, Ganjar, menyatakan saat ini pasien-pasien yang berstatus dalam pengawasan Covid-19 masih dirawat di sejumlah rumah sakit di daerah.

Ganjar merinci, di rumah sakit (RS) Tegal sebanyak satu orang, RS Tidar Magelang sebanyak dua orang, RSUD Margono Soekarjo Purwokerto satu orang, RSUD dr. Moewardi Surakarta sebanyak tiga, RSUD Tugurejo Kota Semarang, dan RSUP dr. Kariadi sebanyak satu.

Terhadap dua pasien positif Covid-19 yang satu meninggal dunia dan telah dikebumikan, lanjut Ganjar, telah dilakukan tracking ke beberapa titik sejak Kamis (10/3), karena kemungkinan telah berhubungan dengan banyak orang, termasuk dengan beberapa toko di Surakarta.

“Ada empat empat toko di Surakarta untuk sementara ditutup guna dilakukan isolasi dilakukan pengecekan dari Dinas Kesehatan Surakarta,” ujarnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jateng ini menyatakan telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur untuk melakukan menelusuri pergerakan pasien yang meninggal dunia tersebut.

Karena sebelum meninggal dunia, pasien sempat mengikuti sebuah seminar di Bogor, Jawa Barat (Jabar), sedangakan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) karena asal keluarga pasien di Magetan.

“Masalah Covid-19 bukan hanya persoalan Jateng karena telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO sehingga perlu koordinasi dengan dengan pemerintah Jabar dan Jatim yang sempat disinggahi pasien,” kata Ganjar.

Ganjar mengimbau kepada masyarakarat pernah berkomunikasi atau berhubungan dengan pasien yang meninggal dunia agar melaporkan ke puskesmas, rumah sakit, atau dinas kesehatan.

“Agar bisa dilakukan pengecekan sehingga bisa mencegah penyebaran,” harapnya.

235