Surabaya, Gatra.com - Meski belum ada infeksi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali mengupayakan pencegahan. Kali ini, pemkot meniadakan event Car Free Day (CFD) yang biasa diadakan tiap hari Minggu.
Pemberlakuan aturan sementara itu berlaku di 6 titik CFD. Diantaranya, Taman Bungkul, sepanjang Jalan Kertajaya, Jalan Tunjungan, Jalan Jemur Andayani, dan Jalan Kembang Jepun.
Aturan itu mulai efektif Minggu besok (15/3) hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pemkot beralasan bahwa peniadaan itu berlaku hingga ada konfirmasi perkembangan positif wabah Covid-19 dari para dokter di Surabaya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Eko Supiadi mengatakan, upaya tersebut bertujuan menghindari kerumunan massa. Sehingga, dapat mencegah kemungkinan penyebaran wabah Covid-19.
"Kalau Car Free Day itu pasti ada kerumunan massa. Untuk itu, sebaiknya ini (CFD) kami tunda," kata Agus di Balai Kota Surabaya, Jumat (13/3).
Tak hanya meniadakan CFD. Agus mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirim surat pemberitahuan kepada sejumlah event organizer yang akan menggelar acara di areal CFD, Minggu besok.
Hanya, tidak semua event besar di Surabaya akan ditiadakan. Asisten Perekonomian dan Pembangunan M Ikhsan mengatakan pihaknya akan mengevaluasi kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak massa.
Apakah kegiatan tersebut penting dilaksanakan atau tidak. Jika kegiatan tersebut memang penting, kemungkinan acaranya akan ditunda saja, bukan dihilangkan.
"Kami akan evaluasi (event) mana yang mungkin dilaksanakan dan mana yang harus kami tunda untuk pelaksanaannya. Jadi, memang tidak hilang sama sekali," kata Ikhsan.
Ketua Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (Pinere) RSU dr. Soetomo Soedarsono tidak mengkonfirmasi kapan penundaan tersebut akan berakhir. Dia hanya memastikan bahwa, Covid-19 juga punya masa dimana penularannya akan mulai hilang.
Salah satunya, karena pengaruh perubahan cuaca. Selain itu, masa penularan virus juga akan hilang jika memang sudah waktunya. Soedarsono menjelaskan, akan ada masa-masa tertentu di mana penularan virus akan berhenti.
"Kita bisa belajar dari riwayat virus-virus seperti avian flu, SARS, dan sebagainya. Itu ada masa, atau selalu ada akhir dari wabah itu," jelas Soedarsono.