Kupang, Gatra.com - Kematian babi di Kabupaten Kupang karena African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika hingga saat ini mencapai 1.767 ekor dari 24 Kecamatan di Kabupaten Kupang.
“Sesuai data yang dihimpun dari Satgas ASF, jumlah 1.767 ekor ini merupakan yang terdata karena pemiliknya melaporkan kepada petugas Satgas. Banyak warga yang tidak melapor kematian babinya,” kata Wakil Bupati Kupang, jerry Manafe kepada Gatra.com, Rabu (11/3).
Lebih lanjut, Jery Manafe menyebutkan kematian babi yang terbanyak terdapat di Kecamatan Kupang Timur dan Kupang Tengah.
“Ini karena di dua Kecamatan ini banyak peternak yang selama ini pasok ke Kota Kupang dan Kabupaten lain di daratan Timor barat ,” jelas Jerry Manafe.
Kendala yang dihadapi tim Satgas ASF saat ini adalah dikarenakan sampai dengan saat ini belum ada obat atau penangkal dalam menyembuhkan penyakit babi ini.
Untuk meminimalisir kematian babi karena penyakit ASF ini pihaknya mengharapkan agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan rumah bahkan kandang babi.
“Satgas terus memberikan sosialisasi, penyuluhan kepada masyarakat agar selalau menjaga kebersihan lingkungan dan kandang babi. Selain itu petugas, Satgas juga memberikan obat, vitamin untuk menambah ketahanan tubuh,” kata Jerry Manafe.
Selain itu Jerry Manafe juga mengimbau agar bangkainya babi tidak dibuang sembarangan karena dapat menimbulkan menimbulkan pencemaran lingkungan.
“Karena jika terjadi pencemaran lingkungan akan berdampak terhadap mahkluk hidup yang lain, termasuk manusia. Sebab, aroma yang dikeluarkan akan menyebabkan berbagai penyakit lainnya, seperti perut kembung bagi manusia. Karena itu babi yang mati jangan dibuang tetapi sebaiknya dikubur,” jelas Jerry Manafe.