Jakarta, Gatra.com - Corona Virus Disease (Covid-19) sudah masuk ke Indonesia dengan puluhan orang sudah terdeteksi positif. Kondisi ini membuat seorang pasien meninggal dunia, sementara 32 orang dinyatakan positif terjangkit virus yang memiliki nama lain Covid-19 tersebut.
Masuknya Covid-19 membawa dampak lanjutan lainnya seperti berbondong-bondongnya masyarakat membeli masker dan handsanitizer, sebagai upaya pencegahan. Hal ini membuat kedua barang itu menjadi langka di pasaran, atau jika ada, harganya menjadi mahal.
Menyikapi kondisi itu, Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 (UTA '45) Jakarta mencoba membantu masyarakat dengan memproduksi hand sanitizer hasil racikan mereka sendiri yang sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Upaya ini kita lakukan karena hand sanitizer langka, sudah sangat sulit ditemukan di pasaran," ujar Wakil Rektor II UTA '45 Jakarta, Brian Matthew Darsono di kampus UTA' 45 Jakarta, Sunter, Jakarta Utara, Rabu (11/3).
Hand sanitizer yang mereka buat dijual di bawah harga pasaran yakni Rp 7.500 per botol. Mereka hanya menghitung biaya penyediaan botol, belum bahan baku dan lain sebagainya. Harga yang teramat murah ini dipatok, agar bisa membantu masyarakat yang membutuhkan cairan tersebut.
"Kita jual di bawah harga pasar, agar bisa membantu saudara-saudara kita," ucapnya.
Dalam penyediaan hand sanitizer murah ini, UTA '45 bekerja sama dengan pihak lainnya untuk pengemasan dan bahan baku. Sementara yang meracik, ialah para ahli dari Fakultas Farmasi UTA' 45.
Pada tahap awal, 2 ribu botol dijual Fakultas. Setiap orang bisa membeli dua botol. Untuk sementara, penjualan hand sanitizer hanya dilakukan bagi internal kampus yakni kepada dosen, mahasiswa, dan warga UTA '45 lainnya.
Menurut Dekan Fakultas Farmasi UTA '45 Diana Laila Ramatillah, penjualan hand sanitizer masih dilakukan di internal lantaran mereka masih mengurus izin produksi dan izin edar ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sesuai ketentuan yang berlaku. Jika izin sudah didapat, mereka akan memasarkannya ke masyarakat luas.
"Sudah sampai Kemenkes, izin produksi dan izin edar. Mudah-mudahan tidak sampai satu bulan ini selesai," jelasnya.
Menurut Diana, hand sanitizer yang diproduksi sangat efektif membunuh virus, karena sesuai standar WHO yakni menggunakan alkohol jenis etanol.
"Hand sanitizer kita sesuai standar WHO karena pakai formula yang satu, pakai ethanol. Pakai etanol itu lebih efektif membunuh virus dibanding alkohol propanol. Propanol lebih efektif untuk bakteri, sementara etanol ini lebih efektif untuk membunuh virus," papar dia.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pembina Yayasan UTA '45 Jakarta, Rudyono Darsono, berharap adanya kerja sama yang terjalin baik dengan seluruh pihak guna mengatasi wabah corona di Indonesia. Tak terkecuali keterlibatan para akademisi seperti yang dilakukan kampusnya.
"Kami berharap adanya kerja sama yang baik, koordinasi yang baik, antara pemerintah, pejabat-pejabat pemerintah. Antara pemerintah dengan legislatif. Antara pemerintah dengan yudikatif," ujar Rudyono.
"Karena corona ini bukan masalah pribadi-pribadi lagi, tapi masalah bangsa. Dibutuhkan kesatuan, kebersamaan kita untuk mencegah, menanggulangi," imbuhnya.