Bandung, Gatra.com – Penyebaran virus Corona (COVID-19) ikut berdampak pada sektor ekonomi di Provinsi Jawa Barat, terutama berpengaruh pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar mencatat, sejak Jawa Barat menaikkan status penanganan COVID-19 menjadi siaga satu. Jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Barat menurun sampai angka 5 persen. Kawasan metropolitan dinilai mendominasi okupansi penurunan itu.
"Ya (ada penurunan). Kurang lebih dari okupansi 5 persen. Ada penurunan terutama di kawasan metropolitan Bandung, kemudian juga ada di Bekasi dan Karawang," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik saat ditemui di Mason Pine, Padalarang, Jawa Barat, Rabu (11/3).
Agar jumlah wisatawan tidak terus menurun, Pemprov Jabar merancang beberapa strategi demi kestabilan kunjungan. Salah satunya, mendorong pengelola wisata untuk menghadirkan hiburan baru.
"Nah pendekatan kita, strateginya adalah melakukan langkah-langkah bagaimana mendatangkan wisnus (wisatawan nusantara). Kemudian juga membuat beberapa atraksi atau festival yang ada di kabupaten kota. Supaya menggeliatkan keberminatan pengunjung," tambahnya.
Meski, Pemprov Jabar tetap siaga guna mengantisipasi penyebaran virus Corona yang berasal dari wisatawan dengan cara mengimbau pengelola menyiapkan alat pengukur suhu tubuh.
"Terutama dari Dinkes Daerah harus punya alat pendeteksi suhu tubuh berapa derajat dan sebagainya," kata Dedi.
Mengenai imbauan penundaan sejumlah acara yang menghadirkan banyak orang oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil (Emil), Dedi menjawab, yang dimaksud Kang Emil bukan penundaan acara. Melainkan pihak pengelola harus memiliki langkah waspada.
"Bukan ditunda ya. Saya pikir perlu kehati hatian. Tapi yang penting kan kita berperilaku hidup bersih dan sehat," katanya.