Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, wabah Coronavirus yang kini tengah melanda dunia memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah satunya adalah dengan keluarnya aliran modal asing atau capital outflow sebesar Rp40,16 triliun secara tahunan (year to date/ytd), yang terjadi sejak 25 Januari hingga 4 Maret 2020.
Angka itu naik dibandingkan catatan BI sebelumnya, yakni hingga 28 Februari lalu, yang mencapai Rp30,8 triliun (ytd). "Year to date (secara tahunan) itu terjadi outflow, net outflow Rp40,16 triliun year to date," kata dia, di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (11/3).
Perry merinci, modal asing yang keluar itu terdiri dari obligasi pemerintah sebesar Rp31,76 triliun (ytd), saham dengan nilai outflow sebesar Rp4,87 triliun dan sisanya keluar melalui Surat Berharga Negara (SBN), yakni sebesar Rp4,87 triliun.
"Jadi itu saja sudah Rp40,16 triliun. Karena di bulan Januari, sebelum terjadi Corona virus, terjadi net inflow. Begitu 25 januari, Corona virus merebak, itu banyak terjadi outflow," ujar dia.
Meski begitu, Perry meyakini, aliran modal asing yang keluar, tidak langsung meninggalkan Indonesia. Sebab, banyak investor yang mengalihkan investasi mereka ke dalam bentuk simpanan mata uang rupiah atau emas.
"Seperti yang telah kita sampaikan, global incase nothing to do dengan Indonesia. Global investor can not assess the risk, they can not make calculated the risk dan karena jual dulu, disimpan uangnya di Indonesia (dalam bentuk mata uang rupiah atau emas), sambil menunggu kejelasan ini dan kemudian beli lagi," tuturnya.