Ketika Cina menunjukkan tanda-tanda berhasil mengendalikan penyebaran virus corona, kondisi sebaliknya dialami negara-negara lain. Penularan terjadi secara masif disejumlah negara. Italia mengisolasi seluruh negeri. Pejabat AS mengkarantina diri.
Hingga Senin (9/3) sudah lebih dari 110.000 orang tertular virus corona diseluruh dunia dan lebih dari 3.800 orang tewas . Ketika Cina menunjukkan tanda-tanda berhasil mengendalikan penyebaran wabah ini, kondisi sebaliknya dialami Amerika Serikat, Italia dan Iran."Ancaman pandemi telah menjadi sangat nyata," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, awal pekan ini.
Hingga Seni, 9 Maret lalu, sudah lebih dari 110.000 orang tertular virus corona di seluruh dunia, dan lebih dari 3.800 orang tewas . Ketika Cina menunjukkan tanda-tanda berhasil mengendalikan penyebaran wabah ini, kondisi sebaliknya dialami Amerika Serikat, Italia, dan Iran. “Ancaman pandemi telah menjadi sangat nyata,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, awal pekan ini.
Data WHO menunjukkan, virus ini sudah menyebar ke sekitar 100 negara di dunia. Namun WHO belum menyatakan sebagai pandemi global.
Di Amerika Serikat tercatat lebih dari 600 kasus yang dikonfirmasi. Tren peningkatan dialami negara bagian Washington, California, Boston, New York. Sejumlah tokoh penting yang tertular memutuskan untuk mengarantina dirinya sendiri secara sukarela. Misalnya, Senator Ted Cruz (R-Texas) dan Mark Meadows (R-N.C.), yang baru saja ditunjuk jadi kepala staf Gedung Putih.
Sementara itu, Pemerintah Italia membuat keputusan luar biasa dengan mengisolasi seluruh negeri. Virus corona yang sudah menewaskan 463 orang dan menular ke lebih dari 9.000 orang di negara dengan penduduk 60 juta orang itu.
Keputusan itu diumumkan langsung oleh PM Giuseppe Conte pada Senin malam, 9 Maret lalu. “Kami tidak punya waktu lagi. Angka-angka menunjukkan peningkatan signifikan dalam penyebaran infeksi, jumlah pasien yang dirawat intensif dan kematian,” ujarnya.
PM Conte menyatakan seluruh negara sebagai “zona merah”. Semua orang harus tinggal di rumah, kecuali mereka yang pergi bekerja atau dalam kondisi darurat.
Ketentuan yang dibuat pemerintah, orang-orang yang sudah dites dan positif Covid-19 tidak boleh meninggalkan rumah dengan alasan apapu pun. Sementara itu, yang menderita deman atau gejala gangguan pernapasan disarangkan tetap di rumah dan membatasi kontak dengan orang lain, termasuk dengan dokter.
Pemerintah juga melarang “semua bentuk pertemuan di tempat-tempat umum atau situs-situs yang terbuka untuk umum”. Pemerintah juga membatalkan semua event olahraga di semua level dan semua cabang olahraga. Termasuk liga Serie A yang terkenal.
Kolam renang, spa, ruang olahraga, dan pusat kesehatan tidak boleh beroperasi, dan resor ski di seluruh negeri ditutup. Menyusul museum, klub malam, bioskop, teater, dan kasino, yang telah ditutup sejak akhir pekan lalu. Sekolah dan universitas juga diliburkan, dan semua ujian dibatalkan.
Supermarket akan tetap buka, tapib pusat perbelanjaan besar dan department store harus tutup pada hari libur nasional dan sehari sebelum hari libur nasional.
Dalam pidatonya, dia mendesak semua orang untuk berinisiatif mengambil tindakan pencegahan. Conte juga memperkenalkan slogan: “Saya tinggal di rumah. Italia adalah zona yang dilindungi.”
Meskipun institusi agama tetap terbuka, jarak antar-jamaah paling tidak satu meter. Upacara keagamaan seperti pernikahan, pembaptisan, dan pemakaman dilarang.
Di belahan dunia yang lain, Presiden Cina Xi Jinping tiba di Wuhan, Provinsi Hubei, pada Selasa, 10 Maret lalu. Inilah kunjungan pertama pemimpin Cina ke titik awal wabah virus corona. Di kota metropolitan itu, Xi bertemu dengan pekerja medis dan dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam perang melawan virus tersebut.
Menurut Xinhua, begitu mendarat di Wuhan, Xi langsung menuju ke RS Huoshenshan, rumah sakit darurat yang dibangun khusus mengatasi wabah. Foto-foto menunjukkan Xi memberikan hormat kepada seorang pasien melalui konferensi video, menyapa barisan dokter di luar rumah sakit, dan menyampaikan pidato.
Kunjungan presiden dilakukan ketika jumlah infeksi baru yang dilaporkan di Cina turun hingga kurang dari 100 dalam beberapa hari terakhir, dari sekitar 2.000 kasus pada tiga minggu lalu. Pada hari Selasa, Cina melaporkan hanya 19 kasus baru, paling sedikit sejak negara itu mulai melacak data pada Januari. Pada Senin, 3.136 orang di Cina telah meninggal karena virus, dengan 17 kematian tambahan, semuanya di Wuhan.
“Xi mendeklarasikan kemenangan Cina atas virus corona,” kata Carl Minzner, profesor hukum Cina di Sekolah Hukum Fordham, New York.
Xi, menurut Mizner, telah mengirimkan pesan kuat kepada warga Tiongkok bahwa negaranya sekarang aman untuk kembali bekerja. “Beijing berusaha keras untuk memulai kembali ekonomi Cina setelah membekukannya selama enam minggu terakhir,” ujarnya.
Rosyid
Cerita Corona dan Terjunnya Harga Minyak
Wabah virus corona yang masih belum terkendali menyebabkan permintaan minyak global menurun. Pertemuan OPEC+ bersama Rusia di Austria, yang semula mengagendakan pengurangan produksi untuk mendorong harga minyak lebih tinggi, justru melahirkan keputusan kontroversial.
Saudi Arabia justru meningkatkan produksinya hingga di atas 10 juta barel per hari dan memberikan diskon besar bagi para pembelinya. Walhasil, harga minyak mentah yang sebelumnya di kisaran US$50 per barel jatuh menjadi US$30 per barel.
Keputusan itu gara-gara Rusia memutuskan untuk bersikap wait and see terhadap perkembangan wabah corona dan dampaknya terhadap perekonomian global. Padahal, ada konsensus OPEC+ untuk memangkas produksi.
“Ada konsensus di antara OPEC [untuk memotong produksi]. Rusia keberatan dan mengatakan bahwa mulai 1 April setiap orang dapat memproduksi apa pun yang mereka suka. Jadi kerajaan juga menjalankan haknya,” ujar sumber laman Financial Times yang dekat dengan pengambil kebijakan minyak Saudi.
Belakangan, selain faktor wait and see itu tadi, alasan Rusia tidak memangkas produksi konon karena ingin menguji kekuatan industri minyak serpih (shale oil) Amerika Serikat. Industri minyak serpih itu berhasil menjadikan Amerika Serikat sebagai eksportir minyak dan gas dunia terbesar dunia yang mengganggu pasar Rusia.
Kremlin juga dongkol dengan keputusan AS memberikan sanksi kepada perusahaan energi Rusia. Nah, langkah menjatuhkan harga minyak diprediksi akan menyengat perusahaan minyak serpih Amerika Serikat. Karena perusahaan-perusahaan itu –meskipun tumbuh pesat—masih berjuang untuk mendapatkan profit. Biaya produksinya sangat tinggi dan selama ini bisa dikatakan perusahaan itu hidup dari uang para investor.
Jatuhnya harga minyak mentah menjadi pukulan beruntun bagi industri minyak serpih. Setelah wabah virus corona yang menyebabkan penurunan permintaan dan harga, rencana ekspansi produksi juga terganggu.
Rosyid