Cikarang, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah mendorong percepatan substitusi produk impor farmasi dengan bahan baku lokal. Hal ini diyakini bisa meningkatkan devisa negara dan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Industri farmasi merupakan industri strategis yang berdampak pada kebutuhan masyarakat. Apalagi ketika terjadi wabah corona, di mana upaya kesehatan masyarakat meningkat tajam, sehingga kebutuhan obat-obatan juga naik," katanya di Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI), Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, Cikarang, Rabu(11/3).
Agus menegaskan, wabah corona memberi dampak yang serius bagi industri farmasi. Untuk mengantisipasinya, pemanfaatan bahan baku lokal harus lebih ditingkatkan.
"Farmasi itu menjadi salah satu industri yang terdampak dengan adanya wabah ini. Kebutuhan farmasi kita itu 60% bahan bakunya berasal dari Cina," paparnya.
Oleh sebab itu, pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk menekan pelemahan pertumbuhan ekonomi terutama dengan adanya perkembangan virus corona. Upaya yang diambil antara lain melalui percepatan industri substitusi produk impor sesuai dengan INPRES 6 tahun 2016.
Melalui langkah percepatan industri ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan obat atau produk biologi berbahan baku makhluk hidup melalui OMAI.
Agus menambahkan, industri farmasi merupakan salah satu industri nonmigas yang menjadi target pertumbuhan industri nasional.
"Karena itu kami sangat mengapresiasi langkah Dexa Group yang sudah siap hingga ke hilirisasi dengan Obat Modern Asli Indonesia, ini jelas mempunyai kandungan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 100%," katanya.
Menurutnya hal ini bisa dimaksimalkan dengan digunakannya OMAI di Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu bisa mendapatkan substitusi produk impor farmasi, pemerintah juga akan mendorong ekspornya.
"Hal ini agar terjadi multiplayer efek yang semakin mendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.