Jakarta, Gatra.com - Pemerhati Pendidikan dari Center for Educational Regulation and Development Analysis (CERDAS), Indra Charismiadji menilai kebijakan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai dari Merdeka Belajar Hingga Merdeka Belajar Jilid 4, Organisasi Penggerak, tidak teritegrasi satu sama lain.
"Kita lihat dari Merdeka Belajar jilid satu sampai jilid 4 ini kan kayak sepotong-potong. Harusnya itu semua ada roadmapnya dulu, ada Blueprintnya dulu, yang mau dibikin itu apa kan gitu. Nah masalah nanti implementasinya bisa menyusul. Kalau sekarang kan malah yang ada kaya sepotong-sepotong dulu, tapi kan utuhnya kita ngga pernah tau, belum jelas," kata Indra kepada Wartawan, Rabu (11/3).
Padahal, Indra mengaku sudah mengkomunikasikan hal ini kepada Mendikbud, Nadiem Makarim sebelumnya untuk membuat petajalan kebijakan sehingga antar datu kebijakan dan kebijakan lain itu terintegrasi dan berada dalam satu tatanan kebijakan yang saling melengkapi.
"Padahal beliau katakan [Kebijakan Merdeka Belajar] ini supaya ketika ganti menteri tidak ganti kebijakan. Justru dengan yang ada saat ini, yang sangat ga jelas ini yang membuat hal itu terjadi. Makanya harus gambarannya dulu deh kebijakan yang mau dibikin apa. Ini yang saya katakan bahwa kebijakan semua ini justru dikhawatitkan membuat daerah bingung," papar Indra.
Indra juga mengatakan bahwa dirinya mengapresiasi Mendikbud Nadiem yang menurut masyarakat telah berhasil membuat kebijakan yang keren dan "out of the box". Namun, hal itu justru menurutnya masih belum cukup untuk mencapai cita-cita sebagai negara dengan SDM yang unggul. "Karena selama ini konsepnya nggak jelas. Kalau memang mau hanya trial dan error, sekalian aja ngomong kebijakan ini untuk trial and error, gitu kan enak sekalian," pungkas Indra.