Pekanbaru, Gatra.com - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat sebanyak 8 orang pasien suspec Corona di Riau. Dari jumlah tersebut sebanyak 4 pasien dirawat di Kota Pekanbaru, sementara sisanya di rawat di tiga daerah meliputi: 2 pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tembilahan, 1 pasien di RSUD Kota Dumai dan 1 pasien di RSUD Kabupaten Bengkalis.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Nazir, mengatakan, dalam penanganan virus corona Pemerintah Provinsi Riau menginstruksikan seluruh RSUD untuk dijadikan tempat rujukan penanganan virus corona. Namun, jika membutuhkan penanganan lebih lanjut, pasien akan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru.
"Pak Gubernur sudah menginstruksikan seluruh RSUD dijadikan tempat rujukan penanganan virus corona. Nantinya kalau dibutuhkan penanganan lebih lanjut, baru dirujuk ke RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru," jelasnya Selasa di Pekanbaru (10/3).
Sebagai informasi dari total 4 RSUD yang menangani pasien suspect Corona, 3 RSUD berlokasi dibagian pesisir Provinsi Riau. Dimana Kota Dumai, Bengkalis, serta Tembilahan berbatasan dengan perairan, dan selama ini dikenal dengan aktivitas baharinya (pelayaran). Sebelumnya Dinkes Riau mencatat adanya pasien suspect corona yang bekerja sebagai awak kapal dan bekerja di pelabuhan.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Muhammad Taufik Oesman, kepada Gatra.com mengungkapkan, pemantauan terhadap gejala Corona di sektor perhubungan,khususnya laut, pelaksanaanya tidak sepenuhnya dipikul pemerintah provinsi (Pemprov) .
"Nah, kalau untuk kapal penumpang apalagi di pelabuhan samudera, kewenanganya kan ada pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Dan izin berlayarnya kapal ada pada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Jadi tanggung jawab Pemprov tidak disemua pelabuhan," sebutnya kepada Gatra.com di Pekanbaru, Selasa (10/3).
Taufik menambahkan saat ini pihaknya memikul tanggung jawab di beberapa Pelabuhan Roro, meliputi Pelabuhan Roro Dumai, Pelabuhan Roro Rupat, Pelabuhan Roro Mengkapan dan Pelabuhan Roro di Kepulauan Meranti. Ia menyebut ditempat semacam itu Ia memerlukan alat thermoscanner.
Adapun letak geografis Riau yang berada di jalur perdagangan internasional (Selat Malaka) dan dekat dengan Singapura dan Malaysia, membuat mobilitas kapal lintas batas negara menjadi lumrah. Hal ini membuat pegerakan orang dan barang di Riau menjadi sulit dipantau. Terlebih daerah ini juga memiliki "Pelabuhan tikus" yang kerap menjadi pintu masuk penyelundupan orang dan barang.
Sebut Taufik, selain "berbagi" tanggung jawab pengawasan dengan pemerintah pusat. Dinas Perhubungan Pemprov Riau juga berbagi kewenangan dengan Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu tidak semua pelabuhan masuk dalam "radar" Pemprov Riau.
"Misalkan soal penertiban pelabuhan tikus itu kewenangan Kabupaten/Kota, nah saya sudah mengeluarkan surat edaran untuk penertiban . Ini bukan hanya soal Corona saja tapi juga untuk keselamatan pelayaran, " tukasnya.
Reporter : Febri Kurnia