Gunungkidul, Gatra.com – Sebanyak 345 orang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) dan tiga orang meninggal dunia di Kabupaten Gunungkidul sejak Januari hingga Maret 2020 ini. Dinas Kesehatan memprediksi penderita DBD melonjak tahun ini dan jadi puncak siklus lima tahunan DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, seorang penderita DBD yang meninggal berumur 11 tahun dan dua lainnya umur 19 tahun. “Meningkatnya cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Kami menduga 2020 ini puncak dari siklus lima tahunan,” kata Dewi saat dihubungi Gatra.com, Selasa (10/3) sore.
Ia memaparkan, jumlah penderita DBD Januari 2019 sebanyak 55 orang, sedangkan Januari tahun ini 142 orang. Sebulan kemudian ada 191 kasus dan Maret ini ada 12 penderita.
Dewi mengatakan, pada 2016 ada 1.154 kasus DBD di Gunungkidul. Setahun kemudian jumlahnya berkurang. “Tahun 2016 lalu juga terjadi puncak DBD dan berangsur menurun. Kalau ini dibiarkan, tentu akan terus mengalami kenaikan,” katanya.
Dewi menyatakan Dinas Kesehatan Gunungkidul telah mengantisipasi kasus DBD dengan melayangkan surat edaran ke puskesmas, kantor kecamatan, dan kantor kelurahan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan DBD.
“Kami minta seluruh puskesmas untuk sosialisasi dan penyuluhan. Mengajak masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Kami juga sudah menyiapkan obat,” katanya.
Dewi juga mengimbau masyarakat supaya segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit jika sakit. Dengan begitu, penanganan kasus DBD juga tidak terlambat. “Sampai saat ini kami juga belum tetapkan sebagai KLB (kejadian luar biasa) karena masih dalam kendali,” ucapnya.