Home Ekonomi Ini 3 Kecamatan di Karanganyar yang Paling Dilirik Investor

Ini 3 Kecamatan di Karanganyar yang Paling Dilirik Investor

Karanganyar, Gatra.com - Wilayah Kecamatan Colomadu, Jaten dan Kebakkramat menjadi sasaran utama pengembangan industri dan bisnis di Karanganyar. Tiga wilayah tersebut masuk zona industri sesuai Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Karanganyar yang berlaku 2013-2032.

Pelaksana tugas (Plt) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan Perda tersebut memberi kepastian bagi calon investor terkait zona industri yang ditawarkan di Karanganyar. Di zona tersebut dinilai sangat strategis dan menguntungkan dari sisi pengembangan bisnis. Hal itu seiring dibukanya akses jalan tol yang membuka berbagai kesempatan usaha.

"Dengan perubahan Perda RTRW ini, memang tiga kecamatan, yakni Colomadu, Jaten dan Kebakramat paling banyak dilirik calon investor. Bisa jadi salah satu pertimbangannya, karena kemudahan akses dan sangat menguntungkan dai sisi pengembangan bisnis," paparnya kepada Gatra.com, Senin (9/3).

Ia menguraikan, Perda RTRW yang telah ditetapkan ini, diharapkan akan berdampak positif terhadap perkembangan iklim investasi di Karanganyar. Pihaknya siap memberikan kemudahan kepada apara calon investor.

"Pengusaha juga kita tawarkan banyak hal agar berinvestasi ke Karanganyar. Muaranya, akan tercipta lapangan pekerjaan bagi warga. Masyarakat juga  memiliki  ruang untuk mengembangkan usaha kecil menengah," ujarnya.
Mengenai target investasi, Timotius belum dapat mamastikan. Pasalnya,para calon investor  baru mengajukan permohonan. Satu yang terealisasi yakni Indogrosir di wilayah Jaten. Toko jejaring tersebut menyerap banyak tenaga kerja lokal dan produk pertanian dan peternakan masyarakat sekitar.

Ia menyampaikan,  nilai investasi penanaman dalam negeri (PMDN) tahun 2019 di Karanganyar lumayan tinggi. Yakni sebesar Rp 5,6 triliun. Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 1 triliun dengan total nilai investasi secara keseluruhan mencapai Rp 6,7 triliun.

655