Jakarta, Gatra.com - Kondisi ekonomi global semakin mengalami tekanan, yang disebabkan oleh turunnya harga minyak ke titik terendahnya. Padahal, penyebaran virus Corona baru atau Covid-19 dan dampaknya juga belum usai menghantam perekonomian dunia.
Dengan kondisi seperti ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta agar industri perbankan mampu merespon dengan cepat perubahan kondisi dunia yang terjadi tiba-tiba itu.
"Tadi malam, terjadi perang minyak sehingga menyebabkan harga minyak turun dari US$60 menjadi US$30. Ini contoh penurunan globalisasi sangat cepat," kata dia, di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Senin (9/3).
Meski begitu, Perry masih enggan menyebutkan akan seberapa besar dampak yang diberikan perang minyak antara Arab Saudi dan Rusia itu terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Nanti kami sampaikan di RDG (Rapat Dewan Gubernur) bulanan," ujar dia singkat.
Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan kewaspadaannya terhadap penurunan harga minyak yang terjadi secara drastis itu. Sebab, menurut dia, turunnya harga minyak ke level US$30 per barel per hari itu akan berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi dunia, begitu juga dengan Indonesia.
"Dinamika harga minyak dan pasar minyak dunia ini juga salah satu yang harus kita perhatikan sangat serius. Kegagalan persetujuan antara 2 produsen minyak dunia terbesar di dunia, yaitu Arab Saudi dan Rusia untuk mengurangi produksi terutama dikaitkan dengan penurunan permintaan karena adanya Corona dan growth dunia yang menurun, ini menyebabkan harga menurun," jelas Sri Mulyani, di Kantor Kementerian Keuangan.