Home Teknologi Meteorit yang Merobek Langit Jerman Buktikan Air Cair

Meteorit yang Merobek Langit Jerman Buktikan Air Cair

Munster, Gatra.com - Sebuah meteorit yang jatuh ke Bumi dalam bentuk 'bola api spektakuler' di langit Jerman pada September 2019 membawa bahwa air cair eksis pada masa-masa awal tata surya. Para ahli dari Universitas Munster di Jerman menemukan bahwa batu bintang itu mengandung mineral yang terbentuk di bawah air miliaran tahun yang lalu. Demikian dailymail.co.uk, 6/3.

Tim ahli planetologi percaya itu bisa berasal dari kelas asteroid 'planetesimal' yang lebih besar yang akan membentuk blok bangunan planet berbatu. Meteorit kecil satu inci itu beratnya hanya 0,1 ons dan dinamai Flensburg, kota dimana dia jatuh ke Bumi.

Set studi pertama ke dalam meteorit menunjukkan bahwa itu mengandung mineral yang terbentuk pada tahun-tahun awal tata surya dan membutuhkan air cair untuk berkembang. "Ini membuktikan bahwa bahwa 4,56 miliar tahun lalu pasti ada benda kecil di tata surya awal yang menyimpan air cair," kata peneliti Addi Bischoff.

Jenis-jenis benda induk planet purba ini sangat jarang ditemukan oleh para ilmuwan dan bisa menjadi 'blok' yang membantu membentuk planet dalam (mars, Bumi, Venus, Merkurius) tata surya.

Bahkan mereka dapat dianggap sebagai 'blok bangunan' Bumi dan mungkin telah mengirimkan (menyiramkan) air yang membentuk lautan yang menutupi planet kita saat ini. Tim di Munster bekerja dengan para peneliti dari Berlin untuk mempelajari asteroid kuno dan batuan ruang angkasa lain yang membentuk tata surya awal.

Ini disebut 'Akresi Terlambat ke Planet-planet Terestrial' dan sedang berusaha mencari tahu persis bagaimana planet-planet berbatu di tata surya terbentuk. "Tujuan utama adalah untuk memahami sejarah pertumbuhan akhir dari planet-planet terestrial," kata tim itu dalam siaran pers.

Salah satu bidang studi adalah bagaimana tepatnya Bumi mendapatkan airnya, bagaimana inti dalam terbentuk dan apa yang terjadi sehingga menjadi seperti sekarang ini.

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, para peneliti menyelidiki berbagai aspek termasuk meteorit yang telah jatuh ke Bumi. Sebagian besar dari mereka adalah fragmen asteroid dan dapat dianggap sebagai batu tertua di tata surya kita dan menjadikannya vital untuk menemukan benda-benda seperti miliaran tahun yang lalu di masa-masa awal.

"Mempelajari mereka memungkinkan kita untuk mendapatkan wawasan tentang proses pembentukan padatan pertama dan pertambahan dan evolusi benda kecil dan planet," kata tim itu.

Ketika mendarat September tahun lalu, meteorit itu digambarkan sebagai 'bola api ke langit disertai dengan suara' yang 'merobek langit' Jerman, mengejutkan ratusan saksi mata. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Meteoritical Bulletin Database.

Asteroid adalah bongkahan besar batu yang tersisa dari tabrakan atau tata surya awal. Sebagian besar terletak di antara Mars dan Jupiter di Sabuk Utama. Komet adalah batu yang tertutup es, metana, dan senyawa lainnya. Orbit mereka membawa mereka lebih jauh dari tata surya. Meteor adalah apa yang para astronom sebut sebagai kilatan cahaya di atmosfer ketika puing-puing terbakar.

Puing-puing ini sendiri dikenal sebagai meteoroid. Sebagian besar sangat kecil sehingga diuapkan di atmosfer. Jika salah satu dari meteoroid ini berhasil sampai ke Bumi, itu disebut meteorit. Meteor, meteoroid, dan meteorit biasanya berasal dari asteroid dan komet. Sebagai contoh, jika Bumi melewati ekor komet, banyak puing terbakar di atmosfer, membentuk hujan meteor.

21695