Solo, Gatra.com – Maestro musik keroncong Waljinah menerima penghargaan atas dedikasinya selama berkarya di kancah permusikan keroncong. Penghargaan diberikan oleh perusahaan rekaman tertua di Indonesia, Lokananta, Sabtu (7/3) malam.
Penghargaan bersifat Lifetime Achievment ini diberikan atas dedikasi Waljinah selama ini. Penghargaan diberikan dalam balutan acara bertajuk ‘Sambung Rasa Lokananta’ yang sekaligus dalam rangkaian peringatan Hari Musik Nasional.
Waljinah sendiri tampil cantik dan anggun dalan nuansa gaun hitam. Tatanan rambut yang bersanggul membuat maestro keroncong yang hampir berusia 75 tahun ini tampak lebih muda dan segar.
Saat menerima penghargaan dirinya tetap duduk. Kondisi kesehatannya membuat Waljinah tak bisa banyak beraktivitas fisik. Saat menerima penghargaan ini, dirinya merasa sangat senang.
”Seneng banget, rumangsa diuwongke (merasa dihargai),” ucapnya lirih.
Waljinah juga kembali mengenang masa-masa awal dirinya rekaman di Lokananta. Kenangan pertamanya di Lokananta yakni rekaman dengan almarhum Gesang, pencipta lagu sekaligus maestro musik keroncong asal Solo.
”Awal mulanya saya rekaman di Lokananta umur 12 tahun. Masih kelas 6,” ucapnya.
Sambil senyum-senyum mengingangat kegeliannya Waljinah menceritakan pengalamannya saat itu. Dirinya terpaksa harus menggunakan kursi karena masih belum menjangkau microphone.
”Saat itu Lokananta mic-nya hanya satu. Saya masih pakai dingklik (kursi kecil) karena mulutnya tidak sampai nyanyi sama pak Gesang. Padahal suaranya harus balance. Jadi harus ancik-ancik (berjinjit),” ucapnya.
Saat itu Waljinah menyanyikan lagu Kembang Kacang. Kenangan itu menjadi kenangan pertamanya bersama Lokananta. Setelahnya ada 50 piringan hitam dari suara Waljinah yang direkam di perusahaan rekaman tertua ini.
”Dari 1700 lagu saya, 50 piringan hitam dari sini,” ucapnya.
Pada momen peringatan Hari Musik Nasional itu pun Waljinah menyematkan doa agar musik keroncong bisa semakin maju. ”Saya pengen ada Waljinah-Waljinah yang lain,” ucapnya.
Dalam pemberian penghargaan ini, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo berharap agar masyarakat Solo bisa terus melestarikan musik keroncong. Apalagi Solo sudah dicanangkan sebagai Kota Musik Keroncong. ”Keroncong ini musik asli, jadi jangan ditinggalkan,” ucapnya.
Sementara itu Perwakilan dari Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), perusahaan yang menaungi Lokananta, Endang Supriyadi mengatakan penghargaan diberikan pada Waljinah atas dedikasinya dalam bermusik. ”Ibu Waljinah merupakan maestro yang mengabdikan hidupnya untuk musik keroncong,” ucapnya.