Home Internasional Dorong Diplomasi Dalam Polemik India, Menag : Jangan Anarkis

Dorong Diplomasi Dalam Polemik India, Menag : Jangan Anarkis

Jakarta, Gatra.com - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi akan menyampaikan aspirasi dari Muslim Indonesia yang telah menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam di India, melalui jalur diplomasi pemerintah kepada pemerintahan India.
 
Fachrul Razi mengatakan, komunikasi dengan pihak kedutaan India di Indonesia maupun dengan pemerintah di India terus dilakukan oleh pemerintah untuk mencari solusi terbaik atas kehidupan beragama di sana, tanpa mencampuri urusan dalam negeri India. Untuk itu, Fachrul Razi meminta agar umat Islam Indonesia tidak terprovokasi melakukan tindakan anarki dalam beragam bentuknya, termasuk sweeping.
 
"Ingat, anarkisme bukanlah nilai-nilai Indonesia dan juga bukan nilai-nilai Islam. Demikian juga aksi sepihak dalam bentuk sweeping. Masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai umat yang toleran, rukun dan cinta damai. Mari kedepankan jalur hukum dan komunikasi diplomatik agar ini bisa diselesaikan dengan baik," kata Menag di Jakarta, Minggu (8/3).
 
"Mencegah kemungkaran adalah hal baik. Tapi itu harus dilakukan dengan cara yang makruf atau baik, agar tidak memunculkan kemungkaran yang lebih besar. Kedepankan diplomasi dan jangan anarki," tambahnya.
 
Dirinya juga yakin, tindakan kekerasan oleh sekelompok umat Hindu di India tidak menggambarkan ajaran agama Hindu sendiri, melainkan akibat adanya pemahaman ekstrem sebagian umat Hindu atas ajaran agamanya. 
 
Sehingga, Fachrul Razi berharap para tokoh agama mengambil peran dalam mengarahkan umat dalam menyikapi persoalan ini sesuai nilai kedamaian, toleransi, dan keadilan hukum.
 
Kita doakan para korban, dan kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif," ujarnya.
 
Menag Fachrul Razi juga mengapresiasi kepedulian dan perhatian Muslim Indonesia kepada umat Islam di India. Dirinya juga setuju, bahwa kekerasan oknum, apalagi dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, kapan pun dan di manapun.
 
"Tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apapun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama," pungkasnya
141