Home Kesehatan Ini Penyebab Tingginya Penyebaran Corona di Diamond Princess

Ini Penyebab Tingginya Penyebaran Corona di Diamond Princess

Jakarta, Gatra.com - Penyebaran Corona Virus Disease (Covid)-19 di kapal pesiar Diamond Princess sangat tinggi. Separuh yang terkena Covid-19 di Jepang di antaranya 9 orang WNI berasal dari kapal ini. Lantas kenapa penyebarannya sangat tinggi di kapal ini?

Juru Bicara Pemerintah Indonesia bidang Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di Jakarta, Sabtu (7/3), menjelaskan mengapa penularan Covid-19 di kapal pesiar Diamond Princess ini sangat tinggi.

"Kapal ini agak spesifik, agak khusus penangannya dibandingkan [kapal pesiar] World Dream karena di dalamnya tingkat penularannya sangat tinggi. Di Jepang, separuh kasus positif itu di kapal ini," ungkapnya.

Menurut Yuriarto, 9 dari 78 orang WNI yang merupakan ABK Diamond Princess terkena Covid-19. Karena tingginya penularan Covid-19 di kapal pesiar tersebut, langkah yang dilakukan pemerintah Jepang sangat tepat.

"Kapal ini tidak boleh bongkar muat, silakan sandar tapi tertutup kapalnya dan kemudian dibatasi areanya," kata Yuriarto.

Pemerintah Jepang sangat bertanggung jawab terhadap seluruh penumpang dan ABK, khususnya yang positif Covid-19. Penumpang dan ABK yang positif Corona kemudian ditutunkan dari kapal dan dipindahkan ke rumah sakit.

"Tujuannya adalah untuk mengurangi kontak di dalam kapal. Kalau positif masih ada di dalam kapal, tentu akan menimbulkan kontak yang lebih luas," katanya.

Peluang penularan Covid-19 di kapal Diamond Princess sangat bersar karena di sana peluang kontak antarpenumpang dan ABK-nya sangat tinggi. Pasalnya, kompartemennya kecil. "Lorong, ruang di kapal itu pasti sempit semua, sehingga sangat memungkinkan orang kontak dekat," ujarnya.

Begitupun di kabin, lorong-lorong, dan tempat makan di kapal pasti padat atau rapat. Kemudian, sirkulasi udaranyanya juga tertutup. "Sirkulasi close circuit yang diputar di situ saja. Oleh karena itu, inilah yang menjadi salah satu sebab mengapa kasus positif begitu banyak dan merupakan setengah dari kasus yang ada di Jepang, karena kompartemen yang tertutup ini," ungkapnya.

Pemerintah Jepang selanjutnya mengisolasi penumpang dan ABK yang negatif Covid-19. Sedangkan yang positif dibawa ke rumah sakit untuk ditangani secara medis. Setelah 14 hari diisolasi, pemerintah Indonesia melakukan lobby kepada pemerintah Jepang untuk memulangkan WNI yang menjadi ABK Diamond Princess.

"Melalui proses yang panjang dan upaya keras KBRI, akhirnya kita diberi kesempatan untuk menjemput. Dalam proses negosiasi, mendiskusikan perencanaan penjemputan dari 9 orang yang dirawat di rumah sakit, ternyata ada 1 orang yang sudah sembuh," katanya.

Tim medis rumah sakit di Jepang pun sempat melakukan 2 kali pemeriksaan sesuai SOP WHO terhadap 1 orang WNI untuk kembali memastikan yang bersangkutan negatif Covid-19. Setelah dinyatakan sembuh, WNI tersebut dikembalikan ke dalam kapal Diamond Princess.

"Dikembalikan lagi ke kapal dan kemudian bersama-sama kita jemput untuk pulang ke Indonesia sejumlah 69 orang," katanya.

336