Sleman, Gatra.com – Polda Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan proses hukum atas pertistiwa rusuh antara pengemudi ojek online (ojol) dan kelompok debt collector (DC) terus berjalan meski kedua pihak menyatakan berdamai. Sedikitnya lima orang diperiksa.
Kepala Bidang Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan dua pihak yang bertikai telah dimediasi oleh kepolisian di Kantor Kepolisian Sektor Depok Timur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Kamis (5/3) malam.
“Tadi malam di Polsek Depok Timur memang sudah ada mediasi. Kesepakatannya tadi malam damai. Tetapi perdamaian tidak akan menghentikan proses hukumnya. Saat ini sudah ada lima saksi yang diperiksa. Mereka yang mengetahui dan yang mengalami,” kata Yuliyanto di Markas Polres Sleman, Jumat (6/3).
Yuliyanto mengatakan kronologi kerusuhan antara dua kelompok itu berawal pada Selasa (3/3). Saat itu, seorang pengemudi ojol berinisial A ditemui oleh anggota DC karena menunggak angsuran kendaraan satu bulan. Mereka sempat berdialog, kemudian datang rekan A berinisial L.
“A disuruh pergi oleh L, kemudian perdebatan terjadi antara L dengan DC. Saat itu terjadi pemukulan terhadap L dan L pada hari selanjutnya telah melakukan pelaporan ke Polsek Depok Timur,” katanya.
Esoknya, sejumlah pengemudi ojol mendatangi kantor DC di Jalan Wahid Hasyim, Kecamatan Depok. Namun kala itu kantor DC kosong sehingga tak ada yang bisa dimintai klarifikasi.
“Saat bersamaan, ada postingan berupa foto pelaku pemukulan yang viral di media sosial dan grup WhatsApp. Karena merasa nama baiknya dicemarkan, yang bersangkutan melaporkan ke Polda," katanya.
Pada hari selanjutnya, Kamis (5/3), beberapa anggota DC dan mahasiswa Maluku mendatangi kantor ojol di kompleks pertokoan Cassa Grande, Ring Road Utara. Dari situ, keributan dan ketegangan terjadi. “Kemudian dilakukan mediasi oleh kepolisian. Tapi setelah membubarkan diri ternyata ada peristiwa lagi,” ujarnya.
Kerusuhan kemudian pecah di beberapa lokasi, yakni perusakan kantor DC di Depok, Sleman. Fasilitas kantornya, termasuk berkas, meja, dan kaca pun berantakan. Selain itu, di kawasan Babarsari, empat sepeda motor milik pengemudi ojol rusak. Sedikitnya enam orang pun luka-luka.
“Enam orang ini terdiri dari tiga orang rawat jalan dan tiga diopname. Tiga orang yang opname ini karena ada benda asing di bawah kulit. Apakah karena peluru air softgun atau apa, kami belum tahu karena belum melihat secara fisik proyektilnya. Kami pastikan Polri tidak punya proyektil sebesar itu,” ucapnya.