Home Hukum Perang Tanding Antar Suku Pecah di Adonara, 6 Warga Tewas

Perang Tanding Antar Suku Pecah di Adonara, 6 Warga Tewas

Kupang, Gatra.com - Enam warga Desa Sandosi Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, tewas terbunuh dalam aksi perang tanding dengan warga Desa Baobage, yang pecah pada Kamis (5/3) sekitar pukul 11.00 Wita.

Perang tanding tersebut diduga dipicu oleh perebutan lahan Wulanwata, yang berada di wilayah Desa Baobage. Sejauh ini baru diketahui enam orang tewas di lokasi sementara untuk korban luka belum diketahui jumlahnya karena kebanyakan melarikan diri ke hutan.

Camat Witihama Laurens Lebu Raya saat dikonfirmasi memberkan adanya aksi perang tanding yang menewaskan enam warga. Dia menyebutkan, enam korban yang meninggal adalah berasal dari Desa Sandosi, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Rinciannya, empat korban dari Suku Kewaelaga dan dua korban berasal dari Suku Lamatokan.

Lebih lanjut Camat Laurens Lebuh Raya mengatakan sengketa lahan Wulanwata ini sudah terjadi sejak tahun 1990-an.

“Pemerintah desa dan kecamatan sudah melakukan mediasi. Aksi ini saya duga ada salah satu pihak yang melakukan penyerobotan sehingga memicu konflik lagi karena pihak lain merasa dirugikan,” katanya.

Saat ini jelas Laurens aparat gabungan TNI dan Polri berjaga di lokasi dan rumah duka.“ Sesungguhnya warga dua desa ini masih bersaudara, hubungan kekeluargaan secara adat. Sudah diupayakan melalui mediasi. Ternyata terjadi lagi,” keluhnya.

Sementara itu Wakil Bupati Flores Timur Agus Payong Boli menyebutkan, situasi dan kondisi di lokasi sudah mulai terkendali. Aparat gabungan Polri dan TNI siaga di lokasi dan dua desa yang bersengketa .

"Kepada para camat se-daratan Pulau Adonara dan desa-desa lain, saya menghimbau dan menahan masyarakatnya jika punya niatan membantu suku-suku yang lagi bertikai di Desa Sandosi karena di Adonara secara adat Lamaholot ada namanya "Nara" atau sekutu lintas desa dan wilayah,” kata Agus Payong Boli kepada Gatra.Com melalui sambungan telepon Kamis (5/3), malam .

Lebih lanjut Agus minta warga dua desa yang bertikai untuk tenang dan menyerahkan masalah ini kepada pemerintah dan aparat keamanan, penegak hukum. Kepada warga masyarakat agar tidak memprovokasi di dunia maya (Medsos) untuk memperkeruh keadaan.

"Jika ada yang menulis bernada provokatif atau ujaran kebencian, saya minta Kapolres tangkap pihak-pihak yang dengan sengaja provokasi," tandasnya. 

Dia juga minta pihak Kepolisian dan TNI agar mengirim pasukan lebih banyak dan siaga di Desa Sandosi dan sekitarnya sebelum korban di bawa masuk kampung karena pertumpahan darah bisa saja terjadi kembali.

"Saat ini para korban masih berada di TKP. Sementara dievakuasi untuk dibawa ke kampung masing –masing dibawa kawalan personil Polri dan TNI,” imbuhnya. 

938