Padang, Gatra.com - Stok gula pasir di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Pimpinan Wilayah Sumatra Barat (Sumbar) kosong. Kini Bulog sedang menunggu pasokan stok gula pasir sebanyak 1.000 ton yang diusulkan ke pemerintah pusat.
Kepala Bulog Pimpinan Wilayah Sumbar, Tommy Despalingga menyatakan, kondisi stok gula pasir kosong di gudang telah terjadi sejak pertengahan Januari 2020. Kekosongan itu karena pasokan yang masuk ke Bulog telah menurun sejak Desember 2019 lalu.
"Sebenarnya tidak kosong betul. Ada sedikit, tapi diperuntukkan bagi Rumah Pangan Kita (RPK) program Bulog, bukan untuk didistribusikan ke pasar,"kata Tommy, Kamis (5/3) di Padang.
Ia mengakui, pasokan gula pasir bukan hanya kosong di Sumbar, tapi juga secara nasional. Salah satu penyebabnya, diakibatkan belum dimulainya penggilingan gula pasir yang ada di berbagai daerah Tanah Air. Misalnya di Lampung, Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya.
Tommy menuturkan, untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan stok ini, pemerintah pusat akan berupaya mengimpor gula pasir. Tentu hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan pangan hingga lebaran nanti.
Selain itu, Bulog tidak berani membeli gula pasir ke pihak swasta. Apalagi, petani di Indonesia juga akan memulai penggilingan gula pasir pada April 2020 mendatang. Artinya, jika nanti penggilingan sudah dilakukan, maka kondisi stok gula pasir diyakini bakal kembali normal.
Dengan kondisi saat ini, ia berharap masyarakat tidak resah karena kosongnya stok gula di gudang. Pasalnya, sejauh ini dari pantauan di lapangan, gula pasir kemasan masih tersedia di warung kalontong dan mini market. Hanya saja, harganya tidak sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) lagi.
"Kabar baiknya pemerintah pusat akan mengimpor gula pasir. Diperkirakan dua pekan lagi pasokan gula pasir akan masuk ke seluruh daerah. Kita tidak berani beli ke swasta, sebab akan sulit menetapkan harga," ujarnya.