Jakarta, Gatra.com - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) resmi meluncurkan program Startup Inovasi Indonesia (SII). Program ini merupakan rebranding dari program Kemenristek sebelumnya yang dinamakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
Dijelaskan Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjomegoro, keputusan rebaranding tersebut agar program lebih mudah dikenal dan dimaknai oleh masyarakat secara luas. Namun, dijelaskan Bambang, Program Startup Inovasi Indonesia di tahun 2020 tetap membantu perusahaan Startup untuk dikembangkan menjadi Scaleup.
"Saya berpikir memperbanyak singkatan itu hanya akan memperkuat daya memori kita, Tapi tidak meningkatkan daya kreatifitas kita. Jadi, hari ini kita rebranding bukan hanya ganti nama menjadi Startup Inovasi Indonesia, tapi programnya juga kita perbaiki," Kata Bambang Brodjonegoro, di Gedung BPPT Jakarta, Kamis (5/3).
Bambang juga menjelaskan bahwa program ini akan membina, baik yang masih menjadi calon Startup, ataupun yang sudah Startup untuk menjadi Scaleup. Kemudian, bagi yang telah Scaleup akan didorong untuk bertemu dengan para investor.
"Nantinya peserta bakal mendapat pendampingan dalam bentuk inkubasi. Disediakan 87 inkubator untuk para peserta. Disana mereka belajar mengenai bisnisnya itu sendiri karena mereka punya semangat dan ide, tapi mereka kurang terinfo soal bisnisnya. Jadi inkubatornya bisa membuat mereka lulus. Jadi mereka guru atau mentor yang tugasnya meluluskan mereka. Muridnya startup," Ujar Bambang.
Bambang juga berharap tahun depan akan makin banyak Startup yang bisa dibina. Karena hal itu dapat mendorong kemajuan teknologi sekaligus memajukan ekonomi bangsa.
"Jadi akan menjadi enterpreunership di tingkat awal. Jadi kita bikin bisnis maping antara startup dengan venture capital. Venture kapital bukan hanya perusahaan yang kecil tapi bank, BUMN juga kan punya venture," Pungkasnya.