Karanganyar, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mempercepat pemulihan dan antisipasi dampak pascalongsor di Dusun Dederan, Desa Nglegok, Ngargoyoso. Pengerjaannya disesuaikan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan satu di antaranya adalah pembuatan saluran air baru untuk pembuangan limbah rumah tangga maupun air hujan. Sebelumnya, air kotor tersebut menggenang sehingga memicu patahan tanah.
"Pemdes segerakan membuat saluran air dengan bergotong-royong," kata Bupati Juliyatmono, Kamis (5/3).
Sebelumnya, dua keluarga yang terdiri dari sembilan jiwa mengungsi sementara usai kejadian longsor yang terjadi pada 23 Desember 2019. Tanah pekarangan dan sebagian rumah rusak terkena longsoran itu.
Setelah mengungsi sekitar dua bulan, kedua keluarga sudah diperbolehkan menempati rumah masing-masing. Dengan catatan, saat hujan mereka diharuskan kembali ke tempat pengungsian. Ami Triyatmi (39) dan Jumini (42) merupakan kepala keluarga itu.
"Sudah saya cek lokasinya. Keluarga Ami perlu memindahkan tempat dapurnya yang terdampak longsor. Kalau satunya lagi (keluarga Jumini) juga mau dibuatkan kamar mandi dan dapur. Mereka masih mempunyai pekarangan yang memungkinkan untuk memindahkan dapur dan kamar mandi," katanya.
Dia menyampaikan, masing-masing keluarga terdampak longsor tersebut akan diberikan bantuan untuk perbaikan rumah. Sedangkan talut di dekat dapur mereka yang terdampak longsor akan dibuatkan baru. Anggaran diambilkan dari APBD 2020 di pos kegiatan rehab rumah tidak layak huni (RTLH).
"Dua keluarga tersebut mendapat bantuan untuk perbaikan rumah. Dari pihak desa Rp10 juta, dari pihak Baznas Rp20 juta, dan dari pihak Kabupaten Rp15 juta. Kalau talut bisa dicicil manual dahulu. Nanti diajukan ketika APBD perubahan," jelasnya.
Menurut orang nomor satu di Pemkab Karanganyar ini, saluran air menjadi penyebab longsor yang terjadi pada Senin, 23 Desember 2019. Pihaknya sudah meminta pemerintah desa agar segera dilakukan pembuatan saluran air yang berada di sebelah timur longsoran.
"Karena penyebab utamanya di situ. Dulu, air mengalir ke lahan warga sehingga terjadilah longsor yang cukup besar," pungkasnya.
Sementara itu, keluarga Ami Triyatmi dan Jumini mengaku senang karena sudah bertemu Bupati Karanganyar beberapa hari lalu. Saat kunjungan itu, mereka menyampaikan keluh kesahnya selama tinggal di pengungsian.
"Lega sekali rasaya setelah ketemu bupati. Kami menyampaikan isi keluh kesah kami, dari peralatan dapur, perabotan rumah tangga yang rusak akibat longsor. Kemudian beliau memberi kami untuk menggantikan itu semua. Saya diberi Rp1 juta, sementara kakak saya (Jumini) mendapat ganti Rp500 ribu. Utang saya di bank yang sebelumnya digunakan untuk membuat dapur, kata beliau akan dilunasi," ujar Ami senang.