Yogyakarta, Gatra.com - Kunjungan wisatawan mancanegara ke Daerah Istimewa Yogyakarta dipastikan menurun karena penutupan penerbangan dari sejumlah negara, terutama dari negara terpapar virus Corona Covid-9. Pemda DIY mendorong kehadiran turis domestik sebagai penggerak ekonomi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Pemda DIY Kadarmanta Baskara Aji saat jumpa pers tentang masalah virus Corona di kompleks Pemda DIY, Kepatihan, Kamis (5/3). Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Pembayun Setyaning Astutie dan Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr. Sardjito, Ika Trisnawati.
"Kita lihat kedatangan wisman sekarang jauh menurun karena kebijakan penutupan penerbangan. Namun saya pastikan tingkat hunian hotel dan kunjungan ke restoran masih berjalan karena kedatangan wisatawan domestik," kata Aji.
Sebagai pilar perekonomian utama DIY, penurunan turis mancanegara berdampak langsung ke pelaku industri pariwisata. Ia mengatakan telah menerima laporan pembatalan ajang internasional oleh Dinas Pariwisata yang mendatangkan 60-70 pengusaha agen perjalanan luar negeri.
Tidak hanya itu, penutupan penerbangan juga mempengaruhi stok barang untuk bahan kerajinan yang harus diimpor dari Cina. Pemda DIY telah mendorong UMKM di DIY untuk memenuhi kebutuhan agar produksi kerajinan tetap berjalan.
"Untuk perizinan event yang mendatangkan banyak orang, selain dari pemilik arena, panitia harus melibatkan dinas kesehatan dan kepolisiain," katanya.
Pemda DIY tidak akan melarang acara berskala nasional, termasuk pertandingan sepakbola Liga I dan Liga II di Sleman dan Bantul. Pemda DIY menyarankan panitia memasang pemindai suhu tubuh di pintu masuk stadion.
"Kami juga meminta kepada pelaku usaha untuk memberikan insentif agar menarik kedatangan wisatawan mancanegara. Salah satunya dengan pemberian pelayanan tambahan terbaik agar wisman tinggal lebih lama," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaning Astutie menyatakan kepanikan masyarakat membuat masker langka. Dia berkata telah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menyediakan masker, terutama di rumah sakit rujukan di DIY.
"Sesuai keputusan pemerintah, mulai Rabu (4/3), rumah sakit rujukan untuk penanganan virus Corona di DIY bertambah," jelasnya.
Semula rumah sakit rujukan ada dua, yaitu RSUP Dr. Sardjito di Sleman dengan 24 kamar dan RSUD Panembahan Senopati di Bantul dengan empat kamar. Saat ini, RS rujukan ditambah di RSUD Wirosaban di Kota Yogyakarta dengan 10 kamar dan RSUD Wates, Kulonprogo, dengan empat kamar.
Di DIY, seorang mahasiswa Jepang diduga terpapar Covid-19 dan sejak Selasa (3/3) malam dirawat di ruang isolasi RSUP Dr.Sardjito. Kondisinya disebut sudah membaik dan demamnya menurun.
"Masih ditempatkan di ruang isolasi. Tinggal menunggu hasil lab sampel di Litbangkes di Jakarta yang kemungkinan selesai tiga-empat hari karena banyak sampel yang perlu diuji," jelas Ika Trisnawati dari RSUP Dr. Sardjito.