Padang, Gatra.com - Langka dan mahalnya masker di Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), menjadi perhatian pemerintah kota setempat. Hal ini agar tidak terjadinya penyalahgunaan masker bekas untuk dijualkan kembali.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah menginstruksikan agar masker bekas yang telah digunakan untuk dimusnahkan, dengan cara dirusak atau digunting. Pasalnya, apabila tidak dimusnahkan, dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
"Kita imbau kepada masyarakat yang telah menggunakan masker, setelah dipakai lebih baik dugunting," kata Mahyeldi kepada Gatra.com, Rabu (4/3) di Padang.
Menurut Mahyeldi, dengan kondisi langka dan mahalnya masker saat ini bisa saja dimanfaatkan oknum untuk mencari keuntungan, misalnya, dengan mencuci atau membersihkan masker bekas pakai dan kemudian dijual kembali kepada masyarakat.
Padahal, dikatakan Mahyeldi, bahwa sesuai aturannya, masker hanya boleh dipakai dalam rentang waktu enam jam. Dalam artian, tidak boleh digunakan dalam waktu lama dan berulang-ulang. Apabila dilakukan, justru masker bekas itu yang menimbulkan virus baru nantinya.
Hal ini juga sebagai upaya pencegahan penyebaran virus, termasuk di antaranya Corona. Namun ia berharap, ada solusi yang tepat dari pemerintah pusat terkait kelangkaan masker ini.
"Kalau perlu, berikan masker gratis kepada masyarakat yang membutuhkan demi melindungi diri dari virus corona," ungkap politisi PKS itu.
Kemudian, Mahyeldi juga mengimbau agar masyarakat membiasakan diri hidup sehat. Salah satunya, dengan hidup bersih, baik fisik maupun kebersihan lingkungan. Selanjutnya, masyarakat juga diimbau sering mencuci tangan dengan benar, mengonsumsi makan sehat, buah-buahan, serta istirahat yang cukup.
Sebelumnya, harga masker melonjak di Kota Padang, yang rata-rata mencapai Rp250.000 per kotak. Padahal harga normal paling mahal hanya Rp25.000. Sementara untuk eceran, harganya Rp5.000 yang semula hanya Rp1.000 per maskernya.