Home Kesehatan RS Sardjito Isolasi Warga Jepang Terduga Covid-19

RS Sardjito Isolasi Warga Jepang Terduga Covid-19

Sleman, Gatra.com - Pelaksana Harian Direktur Utama RSUP Dokter Sardjito, Rukmono Siswishanto, menyatakan pada Selasa (3/3) menerima satu mahasiswa asal Jepang  yang mengalami gejala dan diduga terpapar virus Corona Covid-19. Hingga Rabu (4/3), dua pasien ditempatkan di ruang isolasi RSUP Sardjito.
 
Hal ini disampaikan Rukmono saat menerima kunjungan anggota Komisi VI DPR RI asal Sleman Subardi dan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun di RSUP Dr Sardjito. 
 
"Sampai hari ini belum diketemukan pasien positif Corona. Tapi kami merawat dua pasien yang terdiri satu warga negara Indonesia berusia 75 tahun yang menderita gejala usai umrah, sedangkan satu lagi mahasiswa dari Jepang yang masuk tadi malam," katanya.
 
Rukmono menyatakan saat ini kedua orang itu ditempatkan di ruang isolasi dan diawasi ketat. Hari ini tim dari RSUP Dr Sardjito mengambil sampel mahasiswa Jepang peserta program pertukaran pelajaran di Universitas Negeri Yogyakarta. Sampel itu kemudian dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan Jakarta. 
 
Dengan dua pasieen ini, pihak RS Sardjito menyatakan menjalankan langkah-langkah penanganan sesuai prosedur. Rukmono berharap, keduanya akan menunjukkan hasil negatif dari virus Covid-19.
 
"Yang saat menjadi perhatian kami adalah keterbatasan alat pelindung diri terutama masker N-95 yang wajib digunakan petugas saat berhubungan dengan pasien terduga Corona. Stok kami menipis," jelasnya.
 
Karena itu, pihaknya meminta DPR RI membantu menghubungkan dengan produsen masker untuk mendapat pasokan. Apalagi saat ini masyarakat khawatir berlebihan terhadap isu virus Corona sehingga memborong masker. 
 
Adapun Subardi menyatakan kunjungan ini untuk melihat kesiapan RS Sardjito menangani kasus virus Corona.
 
"Soal keterbatasan alat pelindung diri, terutama masker, kami akan berkoordinasi dengan pemda dalam hal ini Wabup Sri Muslimatun untuk bisa segera menyediakan, khusunya di RS Sardjito. Memang kepanikan terjadi di masyarakat sehingga terjadi pemborongan besar-besaran," ujarnya.
 
Secara terpisah, Resident Director Australia Consortium for In-Country Indonesia Studies, Andrian M Budiman, menyatakan kabar dua warga Indonesia positif Covid-19 belum mempengaruhi mahasiswa Australia di DIY.
 
"Saat ini terdapat 39 mahasiswa yang tersebar di UGM, UII, UI, dan Parahyangan. Meski sudah diimbau pemerintah Australia untuk menjaga kebersihan dan tidak berhubungan langsung dengan korban, sampai saat ini belum ada laporan," kata dia saat ditemui di kantornya. 
 
Andrian mengatakan, Acicis program mahasiswa Australia di Indonesia tetap berjalan sampai selesai di pertengahan tahun. Namun jika ada yang khawatir dan meminta pulang lebih awal, Acicis akan memfasilitasi tanpa memberlakukan penalti finansial.
 
Acicis merupakan konsorsium dari 26 universitas di Australia, New Zealand, dan kawasan Eropa. Peserta program Acicis berkuliah di Indonesia dan didominasi mahasiswa asal Australia.
381