Banyumas, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mengimbau agar masyarakat mewaspadai mewabahnya penyakit Leptospirosis pada musim hujan kali ini, di luar waspada Virus Corona alias Covid-19 yang sudah teridentifikasi menjangkit di Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto mengatakan leptospirosis harus diwaspadai karena dalam beberapa tahun terakhir penyakit yang ditularkan lewat tikus ini telah menyebabkan 14 orang meninggal dunia. “Itu angka kumulatif ya. Dari tahun ke tahun. Kalau angka per tahunnya saya tidak hafal,” katanya.
Dia menjelaskan, leptospirosis ditularkan lewat tikus. Terlebih pada musim banjir dan rendaman seperti pada musim hujan. Karenanya, warga mesti menjaga kebersihan lingkungannya.
Dia juga menyatakan, Pemkab telah mendorong agar masyarakat berusaha mengurangi populasi tikus. Caranya yakni dengan gropyokan massal. Namun, menurut dia, cara paling efektif adalah dengan kebersihan lingkungan.
“Tikus tidak betah di lingkungan yang bersih. Cara lainnya adalah memastikan agar tikus tidak bisa mengotori, misalnya tempat menyimpan makanan, piring, dan sebagainya,” jelasnya.
Dia mengemukakan, baik tikus sawah, pohon, maupun tikus rumahan bisa menjadi vektor penyakit ini. Karenanya, warga diminta selalu menjaga kebersihan dan secara berkala memerantas sarang tikus. “Karena leptospirosis itu kebanyakan ditularkan lewat tikus. Perlu hati-hati, masyarakat, maksud saya. Jangan sampai menyebar, karena tidak menjaga kebersihan,” ujarnya.
Informasi yang dihimpun Gatra.com, terjadi peningkatan kasus Leptospirosis yang sangat signifikan pada 2019 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2016 terjadi 26 kasus leptospirosis. Kemudian pada 2017 meningkat menjadi 66 kasus, tahun 2018 sebanyak 55 kasus. Angka ini kemudian naik signifikan pada 2019 dengan 150 kasus.