Kudus, Gatra.com - Sejumlah apotek di Kabupaten Kudus kehabisan stok masker akibat mulai masuknya virus corona (COVID-19) ke Indonesia. Masker sudah diburu masyarakat sejak sepekan terakhir. Selain itu, permintaan masker di kabupaten berjuluk Kota Kretek melonjak naik 80 persen dibandingkan hari biasa.
Tenaga Teknis Kefarmasian, Apotek Kimia Farma Kudus, Dinda Ayu Vidiana mengatakan, semenjak Presiden Jokowi memastikan adanya WNI yang terjangkit virus corona, permintaan masker meningkat hingga 80 persen.
"Meningkat 80 persen dari biasanya. Kemarin, Bapak Jokowi kan bilang ada yang terinfeksi di Indonesia,"ujarnya, Selasa (3/3).
Meski permintaan meningkat signifikan, pihaknya tidak dapat memberikan pelayanan kepada konsumen, lantaran tidak adanya stok barang dari distributor.
"Ketersediaan maskernya kosong untuk beberapa minggu yang lalu. Kalau dari distributor tidak ada keterangan. Mungkin permintaan banyak dari luar. Kalau normal itu datanganya satu minggu sekali, datangnya satu karton paling nggak 12 boks," ucapnya.
Tingginya permintaan, dikatakannya tidak berimbas dengan lonjakan harga masker di Kabupaten Kudus.
"Harga tetap normal, untuk merek tertentu satu pak isi tiga itu sekitar Rp7.000. Minggu lalu ada satu paket isi masker dewasa, anak, sama plaster itu satu pak seharga Rp20.000. Namun sekarang sudah kosong," paparnya.
Direktur Apotek Pemda Kudus, Jasiran menyebutkan, jika stok masker di tempatnya sudah habis sejak tiga bulan silam. Ia merinci, satu biji masker biasanya dijual Rp1.000, tetapi di pasaran harga sudah mengalami kenaikan hingga Rp2.000.
"Permintaan masker di Kudus mengalami peningkatan. Namun kami tidak ada stok karena memang dari distributor yang dari Semarang kosong," jelasnya.
Sementara itu, Widiyati Rahayu warga Perum Tanjung Permai Kudus mengaku, sudah menyambangi sejumlah apotek untuk mendapatkan masker. Namun barang tersebut tidak didapatkannya.
"karena kasus corona ya takut. Kalau ada dan harga naik tetap dibeli, terpaksa. Kan memang butuh,"keluhnya.