Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat keterangan resmi bahwa sudah ada dua Warga Negara Indonesia yang positif terjangkit virus corona atau COVID-19.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Golkar Puteri Anetta Komarudin meminta pemerintah cepat tanggap dalam mempersiapkan langkah-langkah koordinasi terkait perkembangan wabah virus corona terkini, utamanya soal keselamatan masyarakat dan dampak wabah ini terhadap perekonomian.
"Saat ini keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas pemerintah. Pemerintah perlu memperketat pengawasan dan deteksi dini di pintu-pintu perbatasan. Selain itu, pemerintah perlu memastikan kecukupan stok kebutuhan pokok dan kebutuhan proteksi di pasar, seperti masker, obat, dan hand sanitizer. Hal ini penting karena masyarakat biasanya ada tendensi memborong ketika panik,” kata Puteri kepada Gatra.com, Senin (2/3).
Puteri berpendapat, bahwa pemerintah perlu menyiapkan langkah antisipasi yang matang apabila terjadi pembelian di luar kebiasaan masyarakat atau panic buying akibat dari sudah adanya warga yang positif virus corona. Puteri pun mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik belanja karena tindakan ini justru yang akan membuat stok kebutuhan tidak normal di pasar.
Selain keselamatan warga, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar ini juga mengingatkan pemerintah bahwa stabilitas ekonomi tetap harus diperhatikan.
Di sisi lain, Puteri mengapresiasi langkah Kementerian Keuangan mempermudah perizinan impor bahan baku bagi 500 pelaku industri manufaktur agar industri ini bisa tetap berjalan dengan baik. Mengingat industri manufaktur nasional masih bergantung pada bahan baku asal China dan beberapa negara lainnya.
Selanjutnya, Puteri meminta pemerintah untuk mengoptimalkan seluruh instrumen kebijakan ekonomi yang memungkinkan untuk menjaga roda ekonomi nasional tetap berputar.
"Pemerintah harus fokus menjaga stabilitas perekonomian dan cepat tanggap dalam melakukan langkah-langkah mitigasi ekonomi sebelum dampaknya lebih jauh. Perlu ada penguatan koordinasi strategi dari sisi fiskal, moneter, dan instrumen-instrumen lainnya untuk memberi stimulus dan menjaga keyakinan pasar,” papar Puteri.
Selain industri manufaktur, sektor lain yang terdampak secara signifikan adalah sektor pariwisata. Penurunan wisata mancanegara (wisman) sangat drastis di pekan keempat Januari saat virus COVID-19 mulai merebak luas.
Selain insentif yang sudah diberikan berupa subsidi harga tiket beberapa maskapai penerbangan, Puteri menyampaikan bahwa upaya yang bisa dilakukan agar pariwisata tetap berjalan adalah pelonggaran pajak untuk sektor pariwisata.
"Pemerintah dapat memberlakukan insentif perpajakan sementara bagi industri pariwisata yang kini sedang melemah karena dampak wabah virus corona. Misalnya dengan menangguhkan PPh badan bagi pelaku usaha di sektor pariwisata. Pemerintah juga dapat melonggarkan ketentuan PPn yang dapat meningkatkan daya beli turis asing selama berwisata di Indonesia,” cetus Puteri.
Terakhir, Puteri juga mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir berlebihan menanggapi adanya WNI yang terjangkit virus corona.
“Kewaspadaan memang harus. Namun, kurang tepat rasanya apabila panik yang terlalu berlebihan. Virus corona memang mematikan, tetapi secara umum tingkat kematiannya relatif rendah. Jumlah yang berhasil sembuh juga tidak sedikit, lebih dari 50 persen penderita corona berhasil sembuh. Yang perlu masyarakat lakukan adalah tetap tenang dan menjaga pola hidup yang sehat dan bersih,” tutup Puteri.