Karanganyar, Gatra.com - Pengembangan tanaman antorium di Kabupaten Karanganyar diusulkan memperoleh pendampingan dari Kementrian Pertanian. Tanaman hias ini dipospek sebagai ciri khas Kabupaten Karanganyar.
Kepala Dinas Pertanian Pangan Perikanan Kabupaten Karanganyar, Siti Maesyaroch mengatakan, perkembangan antorium masih terbatas kalangan pehobi tanaman hias. Melihat geliatnya yang membaik, Pemkab Karanganyar ingin mengembangkannya secara terarah dan kontinyu. Caranya dengan mengusulkannya mendapat pendampingan khusus dari Kementrian Pertanian.
"Yang sudah mendapat perhatian khusus dari kementrian adalah tanaman anggrek. Dirjen Holtikultur mendampingi klaster anggrek di beberapa desa di Karanganyar. Tentu saja, kami akan mengusulkan hal serupa untuk antorium," kata Siti Maesyaroch kepada Gatra.com di Karanganyar, Senin (2/3).
Tanaman antorium di Karanganyar diakrabi masyarakat setempat dan menjadi ikon Kabupaten Karanganyar beberapa tahun silam. Bahkan, namanya diabadikan menjadi nama ruang rapat di rumah dinas bupati Karanganyar, yakni ruang antorium.
Siti Maesyaroch mengatakan kegiatan kontes antorium di Karangpandan pada Minggu (1/3) membuktikan pamor tanaman hias ini masih eksis. Kontes tersebut diikuti 205 peserta. Mereka adalah kolektor, broker dan pembibit tanaman.
Ia mengakui pendampingan Pemkab terhadap pengembangan tanaman antorium belum riil. Petaninya juga belum diwadahi organisasi.
"Kita segera laporkan ke pemerintah pusat agar antorium menjadi salah satu bunga prioritas. Selama ini, yang menjadi prioritas adalah bunga anggrek. Dan akan kita upaya upayakan agar tercatat di Kementerian. Semoga bisa masuk ke program florikultur,"katanya
Ketua Komunitas Antorium Soloraya, Muhammad Eko Irianto mengatakan geliat antorium kembali ke para pelaku pasar. Yakni makelar, kolektor dan petani pembibit. Terkait pendampingan pemerintah ke pengembangan tanaman hias itu, ia sangat mengharapkannya. Pemerintah diharapkan berperan lebih konkrit.
"Kalau didampingi pemerintah melalui klaster tanaman hias khusus antorium, tentu lebih baik. Petani diberi permodalan. Apalagi dengan bantuan teknologi agar kualitas antorium lebih baik,"katanya.