Brebes, Gatra.com - Jumlah peternak itik di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah terus menurun. Hal ini berdampak pada berkurangnya pasokan ke pengusaha telur asin.
Salah satu peternak itik di Desa Wanasari, Kecamatan Wanasari, Tarodi (56) mengungkapkan, banyak peternak itik yang usahanya sudah gulung tikar karena terus merugi.
"Jumlah peternak itik sudah banyak berkurang. Kendalanya, (hasil penjualan telur itik) tidak nutup (biaya operasional), pakan mahal, dan penyakit flu burung," kata Tarodi kepada Gatra.com, Sabtu (29/2).
Menurut Tarodi, pada 1999 terdapat 25 peternak itik yang menjadi anggota Kelompok Ternak Itik Mekarsari Desa Wanasari. Saat ini, jumlah peternak itik yang masih bertahan hanya lima orang.
"Sekarang jumlah peternak tinggal lima orang. Kalau yang peternakannya sudah dijual tidak kuat beli lagi," ungkapnya.
Selain jumlah peternaknya, jumlah itik yang dipelihara peternak yang masih bertahan juga terus berkurang. Hingga 2005, jumlah itik yang dipelihara Tarodi masih mencapai 1.000 ekor. Saat ini jumlahnya sudah menyusut menjadi 300 ekor.
Kondisi tersebut membuat Tarodi hanya mampu menjual telur itik tiap tiga hari sekali ke bakul atau pedagang yang memasok ke pengusaha telur asin. Padahal sebelumnya ia bisa menjual setiap hari.
Menurut dia, berkurangnya pasokan dari peternak itik di Brebes membuat pengusaha telur asin harus mengambil telur itik dari Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Hasilnya juga sudah tidak nutup karena harga pakan naik terus tapi harga telur yang dijual dari dulu tetap sama, Rp1.750 sampai Rp1.800 per butir. Paling mahal Rp2.000 per butir kalau mau Lebaran saja," imbuh Tarodi.
Perhatian dari pemerintah pun dirasa Tarodi sudah tidak lagi seperti dulu. Saat jumlah peternak masih banyak, pemerintah daerah memberikan berbagai bantuan kepada Kelompok Ternak Itik, antara lain pompa air, sumur, hingga mesin penggilan ikan untuk pakan.
"Sekarang bantuan dari pemerintah hanya pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksin untuk mencegah penyakit flu burung," sebutnya.
Peternak itik lainnya di Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes, Warsito (50) juga mengutarakan hal senada. Menurutnya, jumlah peternak dari tahun ke tahun terus berkurang.
"Di Limbangan (sentra peternakan itik di Brebes) dulu banyak, sekarang tinggal sedikit. Hasil tidak imbang dengan ongkos pakan yang mahal," ujarnya, Sabtu (29/2).
Menurut Warsito, meski kualitasnya lebih baik, telur itik yang diproduksi peternak lokal tidak mampu bersaing dengan telur itik dari luar daerah, seperti Surabaya yang diproduksi peternakan besar. Hal ini menjadi salah satu penyebab peternak itik Brebes bertumbangan.
"Dari Surabaya produksinya lebih banyak, jadi pengusaha telur asin Brebes ngambilnya banyak dari sana. Padahal kalau dari rasa, telur asin dari telur itik Brebes lebih enak," ungkapnya.