Sleman, Gatra.com - Festival Sinema Australia Indonesia 2020 mengakhiri rangkaian gelarannya di Yogyakarta setelah dihelat di lima kota. Festival ini menjadi ajang silaturahmi pegiat film dan alumni pelajar Indonesia di negeri kanguru itu.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, FSAI 2020 digelar di CGV Hartono Mall, Sleman, selama dua hari dan Sabtu (29/2) gelaran terakhir. Sebelumnya FSAI 2020 diselenggarakan di Jakarta, Surabaya, Makassar, Mataram, dan Bandung sepanjang bulan ini.
“FSAI terus berkembang di tahun kelima dengan ditambahkannya Yogyakarta untuk pertama kalinya,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan dalam pernyataan tertulisnya.
Tahun ini, kata dia, FSAI menjadi sorotan utama Australia Connect, serangkaian program yang menampilkan karya kreatif Australia di Indonesia, seperti film, seni, musik, dan kuliner.
“Film merupakan jendela menuju budaya lain dan pilihan kami atas film Australia dan Indonesia karya para alumni Australia memberikan wawasan tentang kreativitas dan keragaman kedua negara kita," kata dia.
Selama digelar dua hari di Yogyakarta, seperti halnya di kota lain, FSAI 2020 menayangkan film-film karya sineas Australia secara cuma-cuma, seperti film horor 'The Babadook' dan film romantis 'Top End Weeding'.
Selain itu, karya sineas Indonesia alumni Australia juga diputar, seperti Riri Riza yang menyutradarai ‘Bebas’ dan Daniel Mananta yang memproduseri film ‘Susi Susanti: Love All’.
Selain diramaikan para pecinta film, festival ini pun menjadi ajang kumpul-kumpul alumni Australia di Yogyakarta. Felix, lulusan Universitas Melbourne, misalnya, salah satu alumni pelajar yang diundang di acara ini.
“Teman-teman alumni masih dikabari Kedutaan Australia jika ada acara di Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Banyak juga tawaran beasiswa. Tapi untuk festival film, ini yang pertama di Yogyakarta,” kata guru di sekolah swasta ini kepada Gatra.com.