Yogyakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan status Indonesia masih nihil kasus virus Corona Covid-19. Dia membantah tudingan bahwa pemerintah menyembunyikan penderita yang positif terjangkit virus tersebut.
"Sampeyan dapat dari mana info itu. Tidak ada dan saya katakan sampai sekarang Indonesia masih nol kasus virus Corona. Media sosial yang menyebarkan tudingan itu tidak bisa dipercaya," kata Mahfud, di kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sabtu (29/2).
Mahfud hadir sebagai pembicara kunci dialog kebangsaan dan peluncuran buku "Ulama dan Negara-Bangsa" dan "Ulama, Politik, dan Narasi Kebangsaan". Turut hadir mantan rektor UIN Sunan Kalijaga yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi.
Menurutnya, tudingan itu palsu belaka dan mengada-ada. Sebab jika memang ada, penderita atau korban virus Corona akan mudah terlihat karena tanda-tanda terpapar virus itu sangat jelas.
Mahfud berkata, mereka yang positif terkena virus itu akan mengalami suhu tubuh tinggi, sesak nafas hebat, dan mengeluarkan lendir terus menerus. "Jika ada, mohon dibuktikan ada di mana dan siapa korbannya. Jangan menebar tudingan bohong. Jika memang ada, pasti memang ada korbannya," katanya.
Ia menjelaskan, sebelumnya beredar kabar ada warga positif Covid-19. Namun hal itu sudah diklarifikasi dan 230 orang telah diperiksa dan hasilnya negatif.
Menurutnya, warga Indonesia harus terus berdoa dan berusaha agar tidak ada yang terpapar atau menjadi korban virus Covid-19. Sebab sampai detik ini, kasus Covid-19 belum ditemukan di Indonesia. "Saya hanya meminta jangan percaya dengan berita-berita di media sosial. Jangan percaya hoaks," katanya.
Adapun Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono menerbitkan surat edaran untuk mewaspadai virus Covid-19. Dalam surat tertanggal 28 Februari 2020 itu, rektorat meminta seluruh sivitas akademika UGM menangguhkan perjalanan ke luar negeri, terutama ke negara yang terdampak Covid-19.
Warga UGM yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri juga diharap membatasi interaksi dengan sivitas UGM lain dan anggota keluarga selama 14 hari sejak kepulangan mereka.
"Jika dalam masa 14 hari mengalami demam, batuk, pilek, sesak dan lainnya, mohon untuk segera periksa ke poli paru RSUP dr. Sardjito dan mengirimkan hasil check- up via email ke [email protected]," kata Panut.
UGM juga menghimbau penerapaan perilaku hidup sehat dan melindungi diri dan lingkungan dengan memakai masker dan mengurangi interaksi. Terakhir, seluruh sivitas diminta aktif mewaspadai influenza temasuk SARS dan Covid-19 di unit kerja masing-masing.