Banyumas, Gatra.com – Sebanyak 25 jenis produk usaha mikro kecil menengan (UMKM) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, telah dipasarkan di toko modern berjaringan. Puluhan lainnya, masih dalam proses verifikasi produk.
Olahan makanan menjadi salah satu produk terbanyak yang dipasarkan lewat waralaba ini. Di antaranya klanting, stik dage, kripik tempe dengan beragam level pedas, kripik buah, minuman instan, sagon kelapa, keripik ikan, abon, dan lain sebagainya.
Produk unggulan yang dipamerkan mayoritas bercita rasa Banyumas. Menggunakan bahan baku lokal yang mudah didapatkan dan berawal dari resep tradisional.
Salah satu yang berhasil dipasarkan di jaringan pasar modern ini adalah produk minumal lokal tradisional produksi Marufiyatno, pemilik usaha Tiga Menara. Dia meramu minuman lokal agar mudah ditemukan konsumen.
"Ada tiga produk yang kami kembangkan, Kopi Gula Semut, Jahe Instan, dan Sirup Jahe," katanya.
Dia bilang, usahanya berawal dari kesukaannya minum wedhang jahe atau STMJ (susu, telur, madu, dan jahe). Tetapi, dia sulit menemukan STMJ yang siap seduh di pasaran. Maruf lantas mencoba membuat sendiri serbuk jahe dengan bahan baku utama yang mudah didapatkan di pasar tradisional dengan kemasan menarik yang mudah didistribusikan.
Usaha yang dimulai sejak 2014 itu berkembang dari tahun ke tahun. Dari kemasan biasa menggunakan plastik, kertas, dan toples beralih ke kemasan yang food grade, antimikroba, dan kedap udara.
Dia menerangkan, jumlah UMKM di Banyumas yang berinduk ke paguyuban Payung Mas mencapai 500 UMKM. Masing-masing memiliki produk unggulan dan menarget pasar yang berbeda-beda. Pelaku UMKM Banyumas juga menyasar jajanan sehat. Salah satunya Keripik Salak dari Satria Food.
Pemilik Satria Food, Dewi Hidayati, khusus membuat camilan tanpa gula, MSG, dan pengawet. Kripik salaknya original, murni dari buah tanpa resep apa pun, rasa manis pun didapatkan dari manis buah.
"Hanya menggunakan salak saja, yang penting cermat dalam pengolahan. Jadi, nutrisinya terjaga dan tahan lama," katanya.
Dewi yang juga memiliki kebun buah salak tahu betul besarnya potensi di Banyumas raya. Pembuatan olahan jadi seperti produknya, bisa turut mengantisipasi kerugian karena harga anjlok dan buah yang rentan basi.