Home Milenial Komunitas Budaya Boleh Manfaatkan Aset Negara yang Mangkrak

Komunitas Budaya Boleh Manfaatkan Aset Negara yang Mangkrak

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid menerangkan bahwa saat ini komunitas masyarakat, apalagi yang nergerak dalam ranah budaya, dapat memanfaatkan aset gedung negara yang selama ini pengelolaannya mandek.

Dijelaskan Hilmar, dirinya mendorong pemanfaatan aset tersebut dalam pemanfaatan aset-aset berupa tempat atau gedung yang selama ini tidak terawat. Sehingga, apabila komunitas mampu memanfaatkan aset tersebut, maka akan menjadi sebuah hal yang baik dalam pengembangan komunitas di tanah air kedepan.

"Misalnya, sekarang ada gedung yang cukup bagus, BUMN kan punya banyak sekali yang tidak terawat, karena mereka punya banyak dulu paska bank merger mejadi Bank Mandiei. Nah, sisa asetnya bertebaran dimana-mana. Cuma mereka gapunya kemampuan untuk merawat. Kenapa ngga diserahkan aja ke komunitas, sedikit dengan swasta untuk renovasi, ini bisa jadi tumbuh kembang luar biasa," kata Hilmar di Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Hilmar mengatakan contoh paling baik dari pemanfaatan tersebut adalah creative space bernama M-Bloc yang terletak di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan.

Dahulu, Lokasi tersebut adalah bekas rumah dinas Perusahaan Umum Pencetakan Uang Republik Indonesia, yang disulap menjadi Ruang Kreatif Publik yang dimanfaatkan oleh komunitas. "M bloc itu contoh yang bagus, bahkan udah ada nuansa bisnisnya. Harusnya dikelola begitu, jadi kita pemerintah fasilitasi, lalu ketemu, bisa jalan itu," ujar Hilmar.

Hilmar pun mengaku bahwa nantinya keseriusan komunitas yang ingin mengelola pun akan diukur oleh pihak Kementerian. Yang ingin ditekankan, Komunitas apapun bebas mengajukn pendanaan untuk hal tersebut. "Bebas siapa aja, kita bisa mengukur keseriusannya dari usulan yang mereka bikin. Sehingga, kita tidak keluar biaya sedikitpun, murni dua pihak. Kalau lebih banyak kan enak juga, tinggal kita bantu program," pungkasnya.

129