Jakarta, Gatra.com - Banjir yang terjadi beberapa kali di Ibu Kota dinilai telah mempengaruhi perekonomian Jakarta. Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta prioritaskan program penanganan banjir.
Ketua HPN, Samsul B Ibrahim mengatakan, banyak UMKM tak bisa berjualan dan mengantarkan barang dagangannya ke sejumlah tempat. Selain itu, kegiatan usaha kembali berjalan normal seminggu setelah banjir surut.
Samsul meminta Pemprov DKI segera memperbaiki infrastruktur untuk penanganan dan pencegahan banjir. Dia berharap curah hujan yang tinggi tak lagi merugikan kegiatan usaha para pelaku UMKM dan pengusaha lainnya.
Baca juga: Banjir Dinilai Hambat Jakarta Jadi Pusat Perekonomian
"Perlu perbaikan tata ruang yang lebih baik, pembangunan infrastruktur yang multifungsi di mana ketika curah hujan sangat besar bisa dialihfungsikan sebagai pencegah banjir,” kata Samsul di Jakarta, Kamis (27/2).
Hal serupa juga pernah diungkapkan politisi dari partai Nasdem, Wibi Andrino. Dia mengatakan bahwa banjir dapat mempengaruhi perkembangan Jakarta untuk menjadi pusat perekonomian.
Wibi mengatakan, Jakarta adalah barometer bisnis Indonesia. Jika aktivitas bisnis di Jakarta terganggu oleh banjir, maka akan mempengaruhi minat investor. Menurutnya, banjir menjadi pertimbangan investor untuk menanamkan modalnya di Jakarta.
"Di negara lain juga ada hujan, tetapi tidak sampai menimbulkan banjir yang mengganggu aktivitas bisnis. Atau juga terjadi banjir tetapi cepat kering,” kata Wibi di Jakarta, Rabu (26/2).