Cilacap, Gatra.com – Petani di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berhasil menyulap semak belukar lahan terlantar menjadi lahan pertanian produktif. Bahkan, pada 2018 dan 2019 lalu, petani berhasil memproduksi hingga 5.000-an ton jagung dari kawasan yang berdekatan dengan hutan ini.
Ketua Presidium LSM Serikat Tani Mandiri (STAM) Petrus Sugeng menjelaskan, salah satunya yakni di Kecamatan Kawunganten. Di wilayah ini terdapat sekitar 1.500-an hektare lahan yang dikelola oleh warga.
Tanah tersebut berada di sejumlah desa, di antaranya Mentasan dan Sarwadadi. Petani menanam padi, jagung dan kedelai (Pajale) secara bergantian atau tumpang sari sepanjang musim. “Ini menghasilkan tidak jumlah ratusan ton, tapi sudah ribuan ton,” ucap Sugeng.
Kawunganten pun kini menjadi wilayah penghasil jagung terbanyak Cilacap. Padahal, sebelumnya lahan tersebut berupa semak belukar, lantaran masih berstatus quo. Petani, sedang mengajukan lahan tersebut sebagai Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).
Sugeng menjelaskan, sebelumnya selama puluhan tahun warga juga telah menggarap lahan tersebut. Akan tetapi, pertanian intensif baru diterapkan mulai 2018, usai terbitnya Perpres 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria. “Digarap intensif itu sudah dua tahun ini. Hasilnya kelihatan. Sekarang Kawunganten jadi produsen jagung terbesar Cilacap,” ujarnya.
Menurut dia, pemanfaatan lahan untuk TORA itu akan mengangkat kesejahteraan warga. Salah satu indikatornya adalah kecukupan sandang dan pangan warga. “Kendaraan bermotor juga sudah dimiliki. Berpegaruh signifikan terhadap pengentasan kemiskinan,” kata Sugeng.