Jakarta, Gatra.com - Peneliti pada Countering Terrorism and Capacity Building Program The Habibie Center, Nurina Vidya Hutagalung, mengatakan, pemerintah harus memulangkan anak-anak orang Indonesia eks-ISIS.
"Pemerintah harus mempersiapkan kepulangan anak dari simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah [ISIS] yang berusia di bawah 10 tahun dengan ketentuan khusus, seperti rehabilitasi psychologi dan trauma healing untuk anak-anaknya," kata Nurina dalam diskusi bertajuk "Counter Radicalization and Deradicalization" di The Habibie Center Building, Jakarta, Senin (26/2).
Menurutnya, mengklafikasikan anak juga sangat penting karena mereka mengalami pengalaman yang berbeda di sana. Selain itu, pemerintah juga harus siap dalam sistem budgeting untuk rehabilitasi dan integrasi.
Kemudian, lanjut Nuriana, pemerintah harus memberikan koordinasi yang lengkap dengan badan-badan yang berkepentingan dan bertanggung jawab dalam rehabilitasi dan pemulangan anak-anak tersebut nantinya.
Diskusi yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Departemen Luar Negeri AS melalui Kemitraan ASEAN-AS untuk Optimalisasi Regional Keamanan Politik dan Komunitas Sosial Budaya ini juga menghadirkan Kasubdit BNPT Indonesia, Raden Usman Effendi, sebagai pembicara.
"Berdirinya ASEAN untuk menimalisir potensi konflik di kawasan, dan itu berhasil. Berhasil untuk menimalisir konflik untuk menstabilisasi pembangunan," ujarnya.
Reporter: HSB