Semarang, Gatra.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan sebanyak 16 pasien diduga suspect Virus Corona atau Covid-19, satu di antaranya meninggal dunia.
Ke-16 pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang sebanyak 10 orang, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo tiga orang dan RSUD Margono Soekarjo Purworejo tiga orang.
Menurut Kepala Dinkes Jawa Tengah (Jateng) dr Yulianto Prabowo M.Kes, setelah menjalani perawatan dan pemeriksaan intensif sebanyak 15 pasien negatif terkena Virus Corona.
“15 pasien sudah pulang ke rumah masing-masing, sedangkan satu pasien yang dirawat RSUP dr. Kariadi meninggal dunia,” katanya dalam jumpa pers di RSUP dr. Kariadi Semarang, Rabu (26/2).
Hadir dalam jumpa pers, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi, dr Agoes Oerip Purwoko, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr M Abdul Hakam.
Lebih lanjut, Yulianto menyatakan satu pasien berjenis laki-laki meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUP dr. Kariadi pada Minggu (23/2).
“Pasien bersangkutan meninggal bukan karena Virus Corona,” ujarnya.
Menurut Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. Kariadi, dr. Agoes Oerip Purwoko, dari hasil pemeriksaan laboratorium Pusat Penilitian dan Pengembangan Kesehatan Kesehatan di Jakarta pasien tersebut dinyatakan negatif Covid-19.
Pasien meninggal karena menderita bronkopneumonia yakni infeksi yang mengakibatkan terjadinya peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
“Pasien memang memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke negara yang telah terinfeksi Virus Corona,” ucap Agoes.
Karena pernah berkunjung ke Cina lanjut dia, pasien dinyatakan berstatus orang dalam pemantauan, terlebih lagi saat pulang ke Indonesia pada 13 Februari mengalami gejala klinis batuk dan nafas.
Meski batuk, pasien sempat pergi ke luar kota sehingga kondisi memburuk mengalami demam dan sesak nafas sehingga dirawat di sebuah rumah sakit.
Karena kondisinya semakin parah, pada 19 Februari dirujuk ke RSUP Kariadi guna menjalani lebih intensif di ruang isolasi.
“Pada tanggal 23 Februari, pasien meninggal dunia,” ujar Agoes.
Anggota tim medis yang menangani pasien, dr Fathur Nurcholis dan dr Nurfachanah, menambahkan pasien menderita bronkopneumonia akut dari bakteri dengan masa inkubasi lima hingga tujuh hari.
“Paru-paru pasien rusak berat dan pasien mengalami peradangan saluran nafas. Akhirnya gagal nafas, karena peradangan terjadi di seluruh organ atau multi organ,” jelas dia.