Semarang, Gatra.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah mendirikan sembilan pos lalu lintas hewan ternak guna mencegah masuknya penyakit yang dibawa hewan tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah (Jateng), Lalu Muhamad Syafriadi, menyatakan sembilan pos lalu lintas hewan ternak didirikan di pintu masuk Jateng dengan provinsi lain.
Menurutnya, pos lalu lintas hewan ternak antara lain di Brebes (pintu masuk dari Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta), Rembang, Wonogiri, Karanganyar (pintu masuk dari Jawa Timur), Magelang (pintu masuk dari Daerah Istimewa Yogyakarta).
“Di setiap pos lalu lintas hewan ada dokter hewan dan laboratorium untuk memeriksa hewan ternak untuk memastikan dalam kondisi sehat,” katanya kepada wartawan seusai konferensi pers di Kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Rabu (26/2).
Lebih lanjut, Lalu, menyatakan Kementerian Pertanian telah menetapkan 25 penyakit prioritas yang termasuk dalam penyakit hewan menular strategis (PHMS).
Dari 25 penyakit prioritas itu, terdapat lima jenis PHMS yang menjadi perhatian khusus yakni, rabies, anthrak, brucellosis, avian influenza (flu burung), dan hog cholera.
"Lima PHMS ini menjadi prioritas pencegahan dan pemberantasannya di Jateng karena bisa menular ke manusia. Kami secara ketat melakukan pemeriksaan di pos lalu lintas hewan ternak yang ada di perbatasan Jateng,” ujarnya.
Setiap hewan ternak yang masuk atau keluar, serta melewati wilayah Jateng diperiksa di pos lalu lintas hewan ternak.
Bila diketahui hewan ternak tersebut kondisinya sakit, maka petugas pos lalu lintas hewan ternak akan melakukan penolakan atau pelarangan.
“Kami juga melakukan pemantauan di rumah-rumah pemotongan hewan maupun peternakan secara intensif agar tidak ada penyakit karena hewan seperti flu burung,” kata Lalu.
Menurut Lalu, sampai sekarang di Jateng belum diitemukan adanya kasus penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi.
Penyakit demam babi yang belum ada vaksin atau obatnya diketahui sudah menyerang di beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut)
“Penyakit demam babi tidak menular ke manusia namun menyebabkan kematian pada ternak sampai 100 persen sehingga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi,” ujarnya.