Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro akan memastikan pelibatan Dokter menjadi penting dalam pengembangan riset dan inovasi di sektor kesehatan ke depan baik dari bidang Bahan Baku Obat (BBO) maupun fasilitas alat kesehatan, (Alkes). Karena nantinya Dokterlah yang akan menjadi pemakai dalam praktek maupun dalam spesialisasinya.
"Dari awal riset itu dilibatkan, supaya jelas riset itu mengarahnya nanti untuk apa. Jangan sampai sudah susah-payah, hasilnya justru tidak optimal, dan tidak banyak dipakai para dokter. Bukannya mereka tidak percaya akan kualitasnya, tapi karena mereka merasa tidak mengetahui secara mendalam kualitas dari obat atau alat tersebut sehingga menjadi ragu-ragu untuk menggunakannya," kata Bambang saat menghadiri Diskusi bertajuk "Sinergi Triple Helix Bidang Kesehatan dan Obat" di Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, Rabu (26/2).
Bambang mengaku, bahwa efek yang ditimbulkan dari tidak digunakan hasil riset baik dalam sektor BBO maupun Alkes tersebut oleh pengguna yaitu Dokter maupun rumah sakit, nantinya akan menghambat proses kemajuan Research and Development (RnD) di sektor kesehatan.
"Ini nanti yang membuat para penilitinya patah semangat, karena apa yang sudah dikerjakan peneliti dengan susah-payah, kurang direspon oleh pengguna, dokter, dan rumah sakit," ucap Bambang.
Mantan Menteri Bappenas tersebut juga mengaku, akan berupaya mendorong penguatan Triple Helix dalam sektor riset dan inovasi di bidang kesehatan tanah air, baik dalam sektor bahan baku obat (BBO) maupun dalam fasilitas alat kesehatan.
"Solusi yang kami usulkan adalah yang dihilir atau industrinya mau ke hulu, sehingga mau ikut dalam proses RnDnya. Kemudian pihak yang di hulu, yang melakukan RnD, juga mau lebih ke hilir dan mau mendengarkan apa yg dibutuhkan oleh dunia usaha. Seperti apa yang dibutuhkan rumah sakit, pasien, dan dokter. Itu intinya," pungkas Bambang