Semarang, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk merambah pasar luar negeri. Salah satu caranya dengan memberikan pelatihan ekspor kepada UMKM binaan BI tersebut.
Kepala BI Jateng, Soekowardojo mengatakan, sejauh ini pihaknya mempunyai mitra binaan UMKM yang terbagi dalam empat kategori.
"Untuk yang baru belajar mereka masuk dalam UMKM Potensial, lalu ada UMKM Sukses, UMKM Go Digital bagi yang sudah memanfaatkan penjualan online, dan yang paling atas UMKM Go Ekspor. Nah, yang sekarang fokus kami latih ini UMKM Go Ekspor," ungkapnya pada kegiatan Pelatihan Ekspor UMKM Terpadu bersama Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Selasa (25/2).
Sebanyak 190 UMKM yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan bergerak di bidang kerajinan, fashion, dan produk makanan/minuman terlibat dalam kegiatan tersebut. Adapun, pelatihan ini dilatarbelakangi oleh kondisi global yang dapat menggangu upaya peningkatan ekspor.
Soeko menjelaskan, belakangan ini Indonesia khususnya Jawa Tengah sedang menghadapi tantangan seperti pertumbuhan ekonomi global yang melambat berdampak pada perlambatan volume perdagangan dunia dan penurunan harga komoditas.
Kemudian, tantangan adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok yang berdampak pada terhambatnya arus barang, kenaikan tarif/bea masuk, dan ketegangan pada nilai tukar. Serta, tantangan pengaruh non ekonomi yang berdampak pada kondisi ekonomi dan perdagangan seperti virus corona di Tiongkok, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan tarik ulur Brexit.
"Tantangan global yang semakin besar tersebut, tetap harus dihadapi dengan optimis. Adapun caranya dengan menyusun strategi dan saling bersinergi untuk menjaga agar defisit neraca perdagangan tidak terus membesar," tuturnya.
Strategi yang ditempuh antara lain mendorong ekspor barang/komoditas utama melalui strategi 3P (peningkatan produksi, pengaturan & kelembagaan, dan promosi atau akses pasar).
Lalu, mendorong ekspor jasa melalui peningkatan pariwisata melalui strategi 3A2P (peningkatan aksesibilitas, atraksi, amenitas, promosi, pelaku/SDM). Kemudian, mendorong ekspor produk UMKM yang dapat memenuhi permintaan pasar fashion, craft, dan makanan/minuman.