Kudus, Gatra.com - Sebanyak ratusan warga terdampak banjir di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, hingga Senin (24/2) sore ini, masih memilih bertahan meski banjir telah menggenangi permukiman sejak Sabtu (22/2) lalu.
Padahal, Kepala Desa Setrokalangan, Didik Handono mengatakan, jika ketinggian air di permukiman warga naik hingga 10 sentimeter. Total perkiraan ketinggian air di angka 60-80 sentimeter.
"Tadi malam sempat surut, tetapi sore ini mengalami kenaikan sekitar 10 sentimeter. Ketinggian air 60 hingga 80 sentimeter," ujarnya, Senin (24/2) sore.
Ia memaparkan, ada sebanyak 84 rumah dengan 300 jiwa warga yang terdampak bencana banjir. Terhitung dari Sabtu, air telah menggenangi permukiman warga. Meski begitu, hingga hari ini (Senin) warga masih enggan untuk mengungsi.
"Warga tidak mau dievakuasi, memilih bertahan di rumah dan rumah saudaranya. Namun kalau keadaan tidak memungkinkan, akan kami langsungkan evakuasi," ungkapnya.
Didik mengungkapkan, ada sejumlah lokasi pengungsian yang telah disiapkan, yakni di Aula Balai Desa Setrokalangan, Aula Balai Desa Kedungdowo dan Aula Kecamatan Kaliwungu.
Bantuan kepada warga terdampak pun disebutkannya terus mengalir. Lantaran masyarakat lebih memilih tinggal, untuk mendistribusikan bantuan, ia melibatkan pihak RT dan RW.
"Bantuan kita serahkan langsung ke rumah-rumah warga. Karena warga masih enggan dan memilih bertahan," paparnya.
Terlepas dari hal itu, ia berharap, agar Pemda membuat embung untuk mengurangi debit air dari Sungai Wulan yang menjadi salah satu penyebab banjir di desa tersebut.
"Kami telah sediakan lokasi kas desa untuk hal itu. Di Dukuh Karangturi kurang lebih ada lahan seluas empat hektare," ucapnya.