Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengatakan bahwa BPPT didaulat sebagai koordinatir nasional untuk perancangan strategi nasional untuk kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI).
Hammam dalam Rapat Kerja BPPT tahun 2020 di Gedung BPPT, Jakarta, SEnin (24/2), mengatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), telah menunjuk BPPT sebagai koordinator tim nasional untuk AI, bekerja sama dengan triple helix yaitu sektor akademis,bisnis, serta pemerintah ditambah komunitas.
"Dalam AI, sesuai dengan apa yang disampaikan Pak Menristek, kita sedang buat nasional strategi untuk AI. Kita akan tentukan paling tidak, 5 fokus area untuk menjadi prioritas. Di antara itu semua, harus ada quick win, Jadi kita tidak menunggu lama untuk memiliki aplikasi AI yang dibuat oleh kita sendiri," katanya.
Hammam menjelaskan, dalam 5 fokus area tersebut akan dibincarakan lebih lanjut dengan steering commite, namun yang jelas fokus tersebut akan melingkupi disaster atau teknologi kebencanaan, pangan atau food engineering, serta industri pertahanan.
"Yang paling menarik mungkin di bidang healthcare. Misal, seperti mendeteksi mutasi pada korona virus. Sebenarnya kalau dengan data yang sudah kita kumpulkan sekian tahun, itu bisa dikaji tentang bagaimana sebuah gen yang dimutasi. Kalau diambil dari genetik dna dari virus itu, mungkin kita bisa menemukan bahwa dalam 5 tahun ke depan, korona virus itu bermutasi seperti apa lagi," kata Hammam.
Sebelumnya, Menristek/Kepala BRIN Bambang, Brodjonegoro, juga telah menginstruksikan kepada BPPT untuk memimpin strategi kecerdesan buatan atau artificial intelligence (AI). Nanyinya, BPPT bakal mengatur strategi AI secara nasional.
"Mudah-mudahan AI strategi bisa diaplikasikan mendukung unggulan sektor manufaktur tersebut. BPPT bisa dominan dalam kaji terap (Jirap). dan Jirap harus menghasilkan inovasi," kata Bambang