Padang, Gatra.com - Angin kencang yang melanda sejumlah wilayah Sumatra Barat (Sumbar), membuat helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditumpangi Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit berbalik arah. Pasalnya, bukan hanya angin kencang, namun juga awan tebal yang menghalangi rute penerbangan tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (21/2) kemarin, saat Nasrul Abit bersama pihak BPBD Sumbar hendak menuju lokasi bencana di Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman. Namun di tengah perjalanan, angin bertiup kencang yang mengakibatkan helikopter yang ditumpangi harus mendarat jauh dari lokasi bencana.
Awalnya, rombongan mantan Bupati Pesisir Selatan itu berangkat dengan helikopter dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pukul 08.00 WIB menuju arah Pasaman. Kemudian terpaksa mendarat di lapangan GOR Tuanku Imam Bonjol, Lubuk Sikaping karena dinilai sangat berisiko jika penerbangan dilanjutkan.
"Kita tidak bisa menembus awan itu. Akhirnya kita bersama BPBD Sumbar memilih mendarat, dan perjalanan sangat jauh jika dilanjutkan jalur darat," kata Nasrul, Minggu (23/2) di Padang.
Nasrul mengaku, ketika di BIM angin sudah mulai kencang, namun dipaksa melakukan penerbangan. Akhirnya ketika hendak menuju di balik perbukitan kawasan Pasaman, pilot menyatakan sangat berisiko jika awan tebal ditembus. Maka dengan kejadian itu, pihaknya minta maaf tidak menyapa langsung warga Mapat Tunggul Selatan.
Kendati tidak bertemu langsung dengan warga terdampak bencana di Mapat Tunggul Selatan, pihaknya tetap menyerahkan sejumlah bantuan yang diterima langsung Sekda Kabupaten Pasaman. Penyerahan itu disaksikan langsung Kalaksa BPBD Sumbar, Kadis PUPR Sumbar, Korem 032 Wirabraja, Polda Sumbar, Kepala UPT BNPB, serta Kalaksa BPBD Sumbar.
"Bantuan berupa dana siap pakai penanganan bencana banjir dan longsor dari BNPB Rp250 juta, dari BPBD Sumbar Rp75 juta. Anggaran ini bisa digunakan untuk infrastruktur yang rusak, termasuk lahan pertanian yang terdampak," terangnya.
Sebelumnya, Kalaksa BPBD Sumbar menyebutkan, banjir bandang disertai longsor terjadi di Nagari Muaro Sungai Lolo, Kecamatan Mapat Tunggul, Pasaman (15/2) sore. Bencana itu memakan korban lima orang. Tiga korban luka-luka, yakni Uzi (18), Anton (33), dan Harapan (43), serta dua orang meninggal dunia, yakni Minas (46) dan Fatimah (49).