Riyad, Gatra.com - Pihak Berwenang Negara Arab Saudi telah menginstruksikan penangkapan kepada seorang Rapper Wanita yang merilis Video musik untuk lagunya yang berjudul "Mecca Girl" Atau Gadis Mekah.
Instruksi penangkapan tersebut telah memancing tanggapan dari warganet yang mendukung sosok Rapper bernama Asayel Slay tersebut dan menyebut bahwa pemerintahan Arab Saudi "Munafik".
Video musik tersebut dirilis pada minggu lalu, menunjukan Sosok Asayel yang tengah melantunkan lagu rap yang menceritakan tentang wanita di kota Mekah, yang merupakan wilayah paling suci bagi umat Islam, di mana jutaan Muslim melakukan ibadaj haji atau naik haji setiap tahunnya.
Hal yang menjadi kontrovesi adalah penggalan lirik Rap tersebut yang menyebutkan bahwa wanita di Arab Saudi hanya dijadikan alat pemuas atau dalam bahasa Inggris kiasan, Sugar Candy. Dalam video tersebut pun dilatarkan seorang pria dan wanita yang tengah menari di sebuah kafe.
Seperti dilansir BBC, Gubernur Mekah, Khaled al-Faisal telah memerintahkan penangkapan terhadap orang-orang yang berperan dibelakang video. Gubernur Mekah tersebut juga berkicau dalam akun twitternya bahwa video tersebut "menghina adat istiadat Mekah" dan menggunakan tagar "Mereka bukan gadis-gadis Mekah".
Akun Asayel Slay saat ini telah ditangguhkan dan video tidak lagi tersedia di YouTube. Namun, dukungan justru diberikan oleh warganet kepada Asayel.
Dukungan Itu dibagikan secara luas di media sosial, dan orang-orang menggunakan tagar #MeccaGirlRepresentsMe untuk memuji pesan tentang feminisme yang menyebut wanita Mekah harus menjadi "kuat dan Cantik" yang disampaikan oleh Asayel lewal lagunya.
Salah satu tweet populer berbunyi, "Ini satu-satunya lagu rap yang tidak mengandung satupun unsir kecabulan, penghinaan, adegan porno, ketelanjangan, atau merokok dan rapper itu bahkan mengenakan jilbab," Kata salah satu warganet Seperti dilansir BBC.
Pengguna media sosial lainnya mengatakan bahwa dalam kasus ini, Arab Saudi telah menerapkan standar ganda berlaku untuk pria dan wanita. Mereka memberi contoh pada kasus penyanyi Maroko, Saad Lmjarred yang diizinkan tampil di Riyadh setelah menghadapi tiga tuduhan pemerkosaan yang ia bantah.
"Ini adalah tipikal yang harus dilakukan oleh pemerintah Saudi, membawa influencer Barat untuk mencuci rezim, tetapi menyerang wanita Saudi yang sebenarnya yang secara artistik mengekspresikan identitas budaya mereka," kata Amani Al-Ahmadi, yang mengidentifikasi dirinya sebagai seorang feminis Saudi-Amerika.
Sementara itu, Pada 2018, Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS) mengatakan, negara konservatif itu akan membuat sebuah program reformasi.
MBS tengah gencar mempromosikan citra yang lebih modern tentang negara Saudi dalam pencitraan di luar negeri sebagai bagian dari Visi program reformasi di tahun 2030-nya.
Sebagai bukti langkah tersebut, Pihak Saudi akan mendatangkan artis barat terkenal seperti Mariah Carey, Nicki Minaj dan BTS telah diundang untuk tampil di acara kerajaan tersebut.